Senangnya Guru dan Pegawai Honorer di Klaten Terima Insentif dari Pemkab
Ribuan GTT/PTT yang mendapatkan insentif kesejahteraan itu setidaknya telah bekerja selam 4 tahun ke atas.
Penulis: Dewi Rukmini | Editor: Joko Widiyarso
TRIBUNJOGJA.COM, KLATEN - Sebanyak 1.459 Guru Tidak Tetap (GTT) dan Pegawai Tidak Tetap (PTT) kategori II serta non kategori II di Kabupaten Klaten, Jawa Tengah, mendapatkan insentif atau tunjangan peningkatan kesejahteraan dari Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Klaten.
Peningkatan kesejahteraan itu diserahkan secara simbolis oleh Bupati Klaten, Hamenang Wajar Ismoyo, kepada lima orang perwakilan GTT/PTT di Grha Bung Karno (GBK) Kabupaten Klaten, pada Kamis (27/3/2025).
Ribuan GTT/PTT yang mendapatkan insentif kesejahteraan itu setidaknya telah bekerja selam 4 tahun ke atas.
Profesi pekerjaan mereka tidak hanya guru tetapi juga penjaga sekolah hingga pegawai tata usaha (TU) sekolah dasar (SD) sampai Sekolah Menengah Pertama (SMP).
Seorang penerima, Yuliani Setyowati (40), mengaku senang dan bahagia mendapatkan tunjangan peningkatan kesra.
Apalagi, tunjangan tersebut cair di momen sangat tepat ketika kebutuhan meningkat karena mendekati Lebaran 2025.
"Saya masuk golongan (masa kerja) 13 tahun ke atas jadi dapat Rp1.700.000. Tentu perasaannya senang dan bahagia, bisa buat butuh (memenuhi kebutuhan), apalagi momennya sangat pas. Ya walaupun yang cair baru 2 bulan," ujar Yuliani kepada Tribunjogja.com, Kamis (27/3/2025).
Warga Klaten yang sudah bekerja sebagai pegawai TU di SMP Negeri 3 Ceper selama 20 tahun itu berharap tunjangan kesejahteraan GTT/PTT tersebut bisa terus meningkat.
Sehingga, nasib para pegawai dan guru honorer bisa lebih sejahtera.
"Ya karena kalau buat beli baju tidak boleh. Makanya nanti akan dibuat memenuhi kebutuhan saja, semisal akomodasi wara-wiri saat libur Lebaran, dan untuk piknik bersama keluarga," katanya.
Warga lainnya, Sri Lestari (55), mengaku insentif tersebut sangat membantu kesejahteraan para guru dan pegawai honorer. Meskipun tunjangan yang diberikan untuk periode dua bulan.
"Saya dapat Rp1.700.000 karena sudah mengabdi sejak 1999. Berarti sudah bekerja selama 26 tahun," ungkap dia.
Selama puluhan tahun itu, Sri mengaku mengabdi sebagai pegawai bagian TU Kesiswaan di SMP Negeri 1 Juwiring. Dia pun ingat kala itu menerima gaji pertama sebesar Rp30.000 dan kini Rp500.000.
Sri menyebut, jarak sekolah dengan rumah menjadi satu hal yang memotivasinya untuk terus bekerja di sekolah. Pasalnya, sejak dulu ia bercita-cita untuk bekerja di lingkungan sekolah atau pendidikan.
"Biarpun gajinya tidak seberapa. Tapi saya senang bisa bertemu siswa-siswa. Selain itu, saya juga nyaman bekerja di sekolah. Harapannya bisa ikut CPNS," tuturnya.
Senin Depan, Puluhan Ribu Tenaga Honorer R4 Bakal Geruduk Istana Negara, Ini Tuntutannya |
![]() |
---|
Pegawai Tidak Tetap Tendik Curhat ke Bupati Magelang, 19 Tahun Mengabdi Tak Diangkat Jadi ASN |
![]() |
---|
Guru Honorer Korban Mafia Tanah di Sleman Terus Berjuang, Kini Wadul ke Kejari |
![]() |
---|
Presiden Prabowo Gelar Rapat dengan Sejumlah Menteri Bahas Isu Pangan dan Insentif Masyarakat |
![]() |
---|
Pencairan BSU untuk Pekerja dan Guru Honorer Tinggal Tunggu Permenaker, Diprediksi Cair Juni |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.