Erupsi Kecil Iringi Labuhan Merapi di Srimanganti

Sekira pukul 05.00 WIB, guguran lava meninggalkan gulungan debu vulkanik tebal yang bisa diamati jelas dari Dusun Kinahrejo.

Penulis: Krisna Sumarga | Editor: Muhammad Fatoni
Tribun Jogja/ Setya Krisna Sumargo
Prosesi Labuhan Merapi yang dilaksanakan Senin (12/2/2024) pagi di titik Srimanganti 

Kegiatan ini selalu dilaksanakan setiap tahun pada tanggal 30 Rejeb tak hanya di Merapi.

Labuhan juga digelar di pantai Parangkusumo, Bantul dan Gunung Lawu Karanganyar.

Labuhan dilakukan sebagai perwujudan rasa syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas karuniaNya yang telah dilimpahkan kepada masyarakat Ngayogyakarta Hadiningrat lewat persembahan sesaji dan ageman Sri Sultan HB X.

Ritual ini berlangsung turun temurun sejak berabad lalu juga menjadi penghormatan kepada Kanjeng Panembahan Senopati sebagai pendiri Keraton Mataram di Yogyakarta.

Dalam legenda Mataram dan Gunung Merapi dikisahkan tentang pengorbanan Ki Juru Taman, abdi dalem keraton, setelah makan telur pemberian Panembahan Senopati berubah menjadi raksasa dan ditugaskan untuk menjaga Gunung Merapi.

Dalam legenda lain, ritual Labuhan Merapi kerap dikaitkan kisah tentang Kyai Sapu Jagad, Empu Rama, Empu Ramadi, Krincing Wesi, Branjang Kawat, Sapu Angin, Mbah Lembang Sari, Mbah Nyai Gadhung Wikarti dan Kyai Megantoro yang kesemuanya dianggap menjadi penguasa Gunung Merapi.

(Tribunjogja.com/xna)

Sumber: Tribun Jogja
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved