Curhat Pedagang dan Jukir eks TPK Abu Bakar Ali di Kawasan Menara Kopi Yogya, Sepi Tanpa Pemasukan
Minimnya kunjungan wisatawan membuat kawasan Menara Kopi sepi, dan roda perekonomian pedagang pun seret
Penulis: R.Hanif Suryo Nugroho | Editor: Muhammad Fatoni
Jika setiap pekerja menanggung keluarga, maka lebih dari 600 jiwa kini kehilangan penghasilan tetap.
“Jumlahnya sekitar 230 orang. Kalau dikalikan tiga saja per keluarga sudah berapa banyak yang terdampak. Itu baru hitungan kecilnya,” katanya.
Mengadu ke Wali Kota
Pedagang pun berharap Wali Kota Yogyakarta, Hasto Wardoyo, menata ulang akses wisata dan menertibkan parkir liar di pusat kota.
Kini mereka menaruh harapan pada janji Wali Kota Yogyakarta, Hasto Wardoyo, untuk menata ulang akses wisata dan menertibkan parkir liar yang mematikan penghidupan mereka.
Janji itu disampaikan Hasto saat menerima perwakilan pedagang dan jukir di Balai Kota Yogyakarta, Rabu (15/10/2025).
Dalam pertemuan tersebut, Hasto berjanji akan menindaklanjuti keluhan warga terkait sepinya pengunjung di Menara Kopi akibat minimnya bus wisata yang masuk ke kawasan tersebut.
“Pak Wali menanggapi dengan baik, ada beberapa poin yang beliau sampaikan,” ujar Wakil Ketua Paguyuban Keluarga Besar ABA, Agil Suhariyanto.
Menurut Agil, pemerintah akan segera mengambil langkah konkret untuk menata lalu lintas di sekitar kawasan Tugu.
Salah satu rencana yang disampaikan adalah melakukan rekayasa lalu lintas dari arah Simpang Gramedia ke baratagar bus besar tidak melintas di jalur padat.
Sebagai solusi, halte portabel Trans Jogja akan disiapkan agar wisatawan dapat naik dan turun di sekitar Menara Kopi.
Agil menilai, rencana tersebut belum menyentuh akar persoalan yang sesungguhnya.
Menurutnya, masalah utama bukan semata soal akses bus wisata ke Menara Kopi, melainkan keberadaan parkir liar di Jalan Margo Utomo yang justru menyalahi kesepakatan penataan kawasan Sumbu Filosofi.
“Padahal dulu sudah disepakati, dari Tugu ke selatan tidak boleh dilalui bus. Tapi sekarang justru ada kantong parkir yang dibiarkan. Kalau itu masih dibiarkan, bagaimana wisatawan mau ke sini?” ujarnya menegaskan.
Para pedagang dan jukir kini menanti tindakan nyata dari Pemerintah Kota (Pemkot) Yogyakarta.
| Kasus Temuan Bayi dalam Kotak di Sleman, Dua Hari, Dua Bayi |
|
|---|
| Keracunan MBG Terulang di Sleman, Ratusan Siswa dari Tiga Sekolah Alami Mual hingga Diare |
|
|---|
| Gandeng BPD DIY, Pemkot Yogyakarta Kembali Bedah Dua Rumah Tidak Layak Huni |
|
|---|
| Pemkot Yogyakarta Targetkan 'Zero New Stunting', Jalin Kolaborasi Bareng K-24 Group dan Sarihusada |
|
|---|
| Kisah Mahasiswa di Jogja Jadi Dukuh Kajor Sleman, Usia Baru 20 Tahun, Bertekad Bawa Perubahan |
|
|---|
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/jogja/foto/bank/originals/Area-parkir-Malioboro-13102025.jpg)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.