Pemkot Yogyakarta Targetkan 'Zero New Stunting', Jalin Kolaborasi Bareng K-24 Group dan Sarihusada
Strategi hulu tersebut diyakini jauh lebih efektif dibandingkan mengobati anak-anak yang sudah terlanjur mengalami stunting.
Penulis: Miftahul Huda | Editor: Muhammad Fatoni
TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Pemerintah Kota (Pemkot) Yogyakarta menargetkan 'zero new stunting' atau nihil kasus stunting baru, dengan strategi utama menyasar intervensi sejak masa pra-konsepsi atau sebelum pasangan menikah.
Strategi hulu tersebut diyakini jauh lebih efektif dibandingkan mengobati anak-anak yang sudah terlanjur mengalami stunting.
Hal itu ditegaskan Wali Kota Yogyakarta, Hasto Wardoyo, di sela agenda 'Festival Sehat Ceria si Kecil' yang berlangsung di Taman Pintar Yogyakarta, Minggu (26/10/2025).
Agenda tersebut terselenggara berkat kolaborasi antara Pemkot Yogyakarta, K-24 Group, dan Sarihusada, yang dititikberatkan dalam upaya percepatan pengentasan stunting.
Menurut Hasto, keberhasilan mencegah stunting baru bisa mencapai 70 persen, sementara untuk mengobati stunting sangatlah berat karena dibatasi oleh 1.000 hari pertama kehidupan.
"Mestinya kita zero new stunting, tidak ada stunting baru. Karena kalau kita mencegah stunting baru, itu keberhasilannya tinggi. Tapi, kalau ngobati stunting, yang sudah terlanjur stunting, itu memang agak berat. Anda bisa bayangkan, stunting itu cuma 1.000 hari. Terus sekarang ketahuannya umur 18 bulan, ya waktunya tinggal enam bulan," ujarnya.
Alhasil, Hasto menyoroti pentingnya deteksi dini, seperti memantau berat badan anak yang mulai turun di Kartu Menuju Sehat (KMS), dan segera melakukan intervensi.
Strategi preventif yang digagas Hasto adalah menggeser fokus dari pre-wedding ke pra-konsepsi, yang menurut perhitungannya dari 1,7 juta pernikahan baru di Indonesia setiap tahun, 1,4 juta di antaranya hamil di tahun pertama.
"Bangsa kita itu kalau nikah betul-betul prokreasi, untuk dapat keturunan. Jadi, perlu preventif mulai dari pra-konsepsi. Maka, (kolaborasi) bareng Sarihusada dan K-24 ini potensial banget, karena beliau-beliau ini yang punya produk-produk yang bisa untuk pra-konsepsi itu," tandasnya.
Sales Director Sarihusada, Rizki Imam Ardhi, menegaskan, bahwa kolaborasi lintas sektor menjadi kunci dalam memperluas jangkauan edukasi dan layanan nutrisi ke masyarakat.
Ia berujar, selama lebih dari 71 tahun, pihaknya berkomitmen untuk memastikan kecukupan nutrisi anak bangsa dan secara aktif berkontribusi dalam pencegahan stunting.
"Kami percaya, bahwa kolaborasi multipihak, baik dengan pemerintah, atau antar sektor swasta seperti dengan K-24 Group, menjadi kunci dalam menjangkau masyarakat secara lebih luas," cetusnya.
Dalam agenda ini, pihaknya memberi dukungan melalui kegiatan skrining dan pemberian edukasi nutrisi kepada ratusan peserta yang ambil bagian.
Agenda skrining tersebut, merupakan bagian dari kampanye Generasi Maju Bebas Stunting dan 3 Langkah Maju yang telah dijalankan sejak 2023.
"Kami ingin terus membantu orangtua memahami pentingnya tiga langkah sederhana, memantau pertumbuhan anak, berkonsultasi dengan tenaga kesehatan, dan memberikan nutrisi yang tepat, sebagai upaya konkret mencegah stunting," terangnya.
| Gandeng BPD DIY, Pemkot Yogyakarta Kembali Bedah Dua Rumah Tidak Layak Huni |
|
|---|
| PSEL dan Mesin Pengolah Sampah Milik Pemkot Yogya Bakal Jalan Beriringan, Pemilahan Tetap Lanjut |
|
|---|
| Semester I 2025, Dinkes Gunungkidul Catat 4.917 Balita Alami Stunting |
|
|---|
| 165 Peleton Semarakkan LBB Kota Yogya 2025, Ajang Penanaman Karakter Disiplin |
|
|---|
| Pemkot Yogyakarta Gelar Ekspo Karya Pemuda, Angkat 28 Brand Muda Lulusan 'Yes Boss' ke Mall |
|
|---|

Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.