BREAKING NEWS: Disdikpora DIY Diskualifikasi 139 Siswa Afirmasi Bodong, Tindak Lanjut Aduan Warga
Dinas Pendidikan, Pemuda, dan Olahraga (Disdikpora) DIY mendiskualifikasi 139 siswa penerima jalur afirmasi yang terbukti tidak memenuhi syarat.
Penulis: R.Hanif Suryo Nugroho | Editor: Joko Widiyarso
Terpisah, Kepala Disdikpora DIY, Suhirman, membenarkan adanya 139 siswa penerima jalur afirmasi terbukti tidak memenuhi syarat, yang didiskualifikasi.
Selanjutnya, sebanyak 139 siswa tersebut masuk seleksi melalui jalur cadangan.
"Kami fasilitasi dijalur cadangan. (Dibuka) rencana tanggal 7 Juli. Ini bukan jalur (untuk) afirmasi," tandasnya.
Ditangani serius
Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) menanggapi serius laporan dugaan penyalahgunaan jalur afirmasi dalam Sistem Penerimaan Murid Baru (SPMB) tingkat SMA tahun ajaran 2025/2026.
Dugaan tersebut mencuat setelah kelompok masyarakat Sarang Lidi dan sejumlah orang tua siswa melaporkan 15 kasus yang diduga tidak sesuai kriteria afirmasi.
Kepala Disdikpora DIY, Suhirman, menyatakan pihaknya telah menerima daftar nama yang disampaikan Sarang Lidi dan langsung melakukan koordinasi dengan Dinas Sosial (Dinsos) untuk proses verifikasi.
"Kita tampung nama-nama itu, kemudian kami koordinasi dengan Dinas Sosial, karena afirmasi kan dari Dinsos. Iya, Dinsos sudah kami panggil untuk koordinasi, mereka baru bekerja dan besok laporan," ujar Suhirman, Senin (30/6/2025).
Ia menambahkan, proses klarifikasi saat ini tengah berjalan.
"Kita cermati ke Dinsos dulu seperti apa data yang ada, apakah benar atau tidak," katanya.
Sebelumnya, Ketua Sarang Lidi DIY, Yuliani Putri, mengungkapkan laporan mereka terdiri dari sepuluh aduan langsung dari orangtua siswa serta lima kasus tambahan hasil investigasi Sarang Lidi. Menurutnya, anak-anak dari keluarga mampu terindikasi memanfaatkan jalur afirmasi, yang sejatinya ditujukan bagi siswa dari keluarga tidak mampu.
"Kasus ini jelas menggeser hak anak-anak yang seharusnya diterima melalui jalur afirmasi," tegas Yuliani.
Ia menyebutkan, manipulasi data penerima bantuan sosial diduga menjadi modus utama penyalahgunaan.
Ia menduga modus yang kerap terjadi adalah manipulasi data penerima bantuan sosial.
“Banyak yang mengaku tidak pernah mendapat bantuan apa pun, tapi ketika mengecek ke link Dinas Sosial, kok namanya muncul sebagai penerima bantuan. Pertanyaannya, kalau dia tidak pernah dapat bantuan, lantas siapa yang menerima atas nama dia? Ini kan patut ditelusuri aparat penegak hukum, karena jumlahnya banyak,” tegas Yuliani.
Yuliani menambahkan, selama ini Sarang Lidi juga turun ke lapangan untuk memverifikasi anak-anak yang diterima melalui jalur afirmasi.
| Pemanfaatan 276 Chromebook Bantuan Pusat di DIY Tersendat, Disdikpora Tunggu Arahan Pemerintah Pusat |
|
|---|
| Disdikpora DIY Perketat Pengawasan Program MBG setelah Kasus Keracunan Massal |
|
|---|
| Stadion Mandala Krida Masih Jadi Objek Penghitungan Kerugian Negara, Renovasi Belum Bisa Dilakukan |
|
|---|
| ORI DIY Temukan Tiga Kasus Praktik Jual Beli Seragam Oleh Pihak Sekolah |
|
|---|
| Puluhan SD di Kota Magelang Kekurangan Siswa Baru, Ada yang Hanya Menerima 4 Siswa |
|
|---|
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/jogja/foto/bank/originals/Sistem-Penerimaan-Murid-Baru-SPMB.jpg)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.