16 Negara Rumuskan Standar Global untuk Industri Ubin Keramik Berkelanjutan di Yogyakarta

Forum The 33rd Plenary Meeting and Working Group Meetings of ISO/TC 189 Ceramic Tiles digelar di Hotel Tentrem, Yogyakarta. 

TRIBUNJOGJA.COM/ HANIF SURYO
Pembukaan The 33rd Plenary Meeting and Working Group Meetings of ISO/TC 189 – Ceramic Tiles di Hotel Tentrem, Yogyakarta, Kamis (13/11/2025). Forum internasional yang digagas Badan Standardisasi Nasional (BSN) bersama Asosiasi Aneka Industri Keramik Indonesia (ASAKI) ini membahas penyusunan standar global industri ubin keramik yang berkelanjutan dan berdaya saing. 

TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Sebanyak 72 delegasi dari 16 negara berkumpul di Yogyakarta dalam forum ISO/TC 189 Ceramic Tiles untuk merumuskan standar global industri ubin keramik.

Pertemuan yang digagas Badan Standardisasi Nasional (BSN) bersama Asosiasi Aneka Industri Keramik Indonesia (ASAKI) ini menandai langkah nyata kolaborasi internasional menuju industri ubin yang lebih aman, berkelanjutan, dan kompetitif.

Selama dua hari, 13–14 November 2025, forum The 33rd Plenary Meeting and Working Group Meetings of ISO/TC 189 Ceramic Tiles digelar di Hotel Tentrem, Yogyakarta

Para ahli dan pelaku industri dari berbagai negara penghasil keramik utama dunia—seperti Italia, Tiongkok, India, Jepang, dan Amerika Serikat—membahas penyusunan standar internasional terbaru yang akan menjadi acuan global bagi produksi dan pemasangan ubin keramik.

Plt Kepala BSN, Y Kristianto Widiwardono, menegaskan bahwa forum ini penting bukan hanya karena Indonesia menjadi tuan rumah, tetapi juga karena menjadi bukti nyata komitmen Indonesia untuk aktif berpartisipasi dalam pembentukan standar internasional.

“BSN menjadi tuan rumah bersama dengan Asaki untuk TC 189 Plenary Meeting, yaitu pertemuan Technical Committee 189 yang secara khusus membahas masalah keramik. Mereka akan menyusun standar-standar internasional (standar ISO) yang, apabila telah ditetapkan, akan digunakan oleh seluruh dunia, termasuk Indonesia. Hal ini sejalan dengan komitmen Indonesia di bidang keramik untuk menerapkan standar internasional,” ujar Kristianto saat membuka forum, Kamis (13/11/2025).

Menurutnya, industri keramik merupakan salah satu sektor manufaktur penting di Indonesia.

Total produksi nasional mencapai sekitar 560 juta meter persegi per tahun, dengan permintaan dalam negeri yang terus tumbuh seiring pembangunan infrastruktur. 

“Kita berupaya agar standar-standar yang ada di Indonesia selaras dengan standar internasional. Sebab, bila terjadi perbedaan standar, hal itu dapat menjadi kendala saat kita ingin masuk ke pasar global,” katanya.

Baca juga: Jurus Pemkot Yogyakarta Kejar Target Kunjungan 10,9 Juta Wisatawan Lewat Laju Mobil RC 

Noach Chitty, Chair of ISO/TC 189, Ceramics Tile menambahkan, saat ini terdapat 11 kelompok kerja (working groups) dalam forum ISO/TC 189 yang membahas isu-isu utama industri ubin keramik, mulai dari spesifikasi produk, metode pengujian, keberlanjutan, sifat antimikroba, hingga pengurangan jejak karbon.

“Isu yang paling lama kami kerjakan adalah standar mengenai ketahanan aus, yaitu ISO 10545-7. Tes ini kami kembangkan dengan metode pengujian multiatribut yang mempertimbangkan berbagai faktor seperti ketahanan aus, kekerasan, dan kilap permukaan. Standar ini menjadi salah satu topik utama yang dibahas hari ini,” jelasnya.

Selain memperkuat posisi Indonesia di dunia standardisasi, forum ini juga menjadi momentum untuk mendorong harmonisasi Standar Nasional Indonesia (SNI) dengan standar internasional ISO.

Kristianto menilai, penerapan standar yang seragam akan meningkatkan daya saing industri sekaligus melindungi konsumen dari produk yang tidak memenuhi kriteria mutu.

“Standar internasional ISO dan SNI berperan krusial, bukan sekadar acuan teknis untuk menjamin kualitas dan keamanan produk, tetapi juga sebagai instrumen strategis untuk memfasilitasi perdagangan yang adil. Produk ubin yang tidak memenuhi standar tidak memiliki jaminan mutu, sehingga dapat menurunkan kepercayaan pasar sekaligus mengganggu persaingan usaha yang sehat,” sambung Kristianto.

Menurut Kristianto, industri ubin keramik Indonesia saat ini termasuk dalam sepuluh besar produsen ubin keramik dunia, dengan sentra produksi utama di Jawa Barat, Jawa Timur, dan Banten.

Sumber: Tribun Jogja
Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved