16 Negara Rumuskan Standar Global untuk Industri Ubin Keramik Berkelanjutan di Yogyakarta
Forum The 33rd Plenary Meeting and Working Group Meetings of ISO/TC 189 Ceramic Tiles digelar di Hotel Tentrem, Yogyakarta.
Penulis: R.Hanif Suryo Nugroho | Editor: Muhammad Fatoni
Berdasarkan data ASAKI, kapasitas produksi nasional mencapai lebih dari 650 juta meter persegi per tahun.
Sementara itu, produksi global tercatat mencapai 15,9 miliar meter persegi per tahun, atau meningkat dua kali lipat dibanding awal 2000-an.
Kawasan Asia mendominasi sekitar 70 persen dari produksi dan konsumsi dunia, dipimpin oleh Tiongkok dan India.
“Faktor-faktor seperti urbanisasi, pertumbuhan konstruksi, meningkatnya kesadaran terhadap keberlanjutan, dan permintaan terhadap ubin ramah lingkungan menjadi pendorong utama pertumbuhan industri ubin keramik di berbagai negara, termasuk Indonesia,” ujar Kristianto.
Untuk memperkuat posisi nasional di pasar global, BSN telah mengadopsi 16 standar ubin keramik internasional.
Berdasarkan data laman Barang Ber-SNI (bangbeni.bsn.go.id), hingga kini terdapat 55 merek produk ubin keramik di Indonesia yang telah menerapkan SNI Ubin Keramik.
“BSN telah mengadopsi 16 standar ubin keramik internasional. Maka, ubin keramik yang ber-SNI juga sama dengan berstandar ISO. Indonesia berkomitmen untuk terus mengembangkan industri berbasis standar internasional agar sektor ubin keramik kita tumbuh secara adil, kompetitif, dan berkelanjutan,” tegas Kristianto.
Dalam forum ini, sembilan draf standar baru turut dibahas, di antaranya ISO/CD 10545-22, ISO/DIS 10545-25, ISO/PWI 13006, ISO/AWI 13087, dan ISO/DIS 17889-3.
Pembahasan tersebut diharapkan dapat memperkuat relevansi dan responsivitas standar ISO terhadap dinamika industri masa kini dan masa depan.
“Forum ISO/TC 189 menjadi wadah penting untuk membentuk arah masa depan standardisasi ubin keramik, memastikan standar yang dihasilkan tetap relevan, praktis, dan adaptif terhadap kebutuhan industri serta konsumen global. Kami mengajak seluruh negara anggota ISO, para pakar, dan pemangku kepentingan industri untuk terus memperkuat kolaborasi dan konsensus internasional,” tandas Kristianto.
Sementara itu, Wakil Ketua Umum ASAKI, Fredy, menyambut baik kepercayaan yang diberikan kepada Indonesia sebagai tuan rumah pertemuan prestisius ini.
Ia menilai kesempatan ini menjadi momentum penting bagi industri nasional untuk naik kelas dan menyesuaikan diri dengan tuntutan global.
“Tahun lalu, pertemuan serupa digelar di Portugal dan menghasilkan rekomendasi penting. Kali ini kita jadi tuan rumah. Kami pelaku usaha berharap bisa ikut ambil bagian dan terus berkembang sesuai standarisasi internasional. Ada beberapa negara yang menerapkan standar lebih tinggi dari ISO, ini menjadi tantangan kami untuk bisa mencapai standar internasional,” pungkas Fredy. (*)
| Aktivitas Gunung Merapi, Kamis 13 November 2025: Teramati 3 Kali Guguran Lava ke Arah Barat Daya |
|
|---|
| Tim UNY Sapu Bersih Gelar Juara Futsal Campus League Regional Yogyakarta |
|
|---|
| Warung Bakmi Jawa Mas Dwi/Tri Bangunjiwo Bantul: Aroma Tradisi dari Gunungkidul |
|
|---|
| Mahasiswa University of Melbourne Pelajari Kebijakan Pembangunan Sosial di Kota Yogya |
|
|---|
| Jurus Pemkot Yogyakarta Kejar Target Kunjungan 10,9 Juta Wisatawan Lewat Laju 'Mobil RC' |
|
|---|
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/jogja/foto/bank/originals/Standar-Global-untuk-Industri-Ubin-Keramik.jpg)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.