Human Interest Story
Cerita Mbah Khasanudin, 15 Tahun Lebih Racik Bubur Lodeh di Masjid Sabiilurrosyaad Kauman Bantul
Mbah Khasanudin sudah lebih dari 15 tahun menjadi salah satu juru masak bubur lodeh setiap momen bulan suci Ramadan.
Penulis: Neti Istimewa Rukmana | Editor: Muhammad Fatoni
Haryadi turut menyampaikan bahwa tradisi yang dijalankan itu memiliki nilai atau makna mendalam terkait ajaran agama Islam.
"Ini merupakan suatu adat tradisi yang kami yakini. Di samping sudah terbiasa dengan lidah kita dari mbah-mbah dulu, kami juga ingin menyampaikan apa yang sudah menjadi pesan nilai dari takjil bubur itu," paparnya.
Menurutnya, takjil bubur berasal dari kata 'bibirin' yang berarti hal yang bagus dan memiliki makna bahwa masyarakat yang datang ke masjid itu untuk mendapapatkan hal baik.
Kemudian, 'beber' memiliki makna untuk memberikan penjelasan tentang agama Islam melalui pengajian.
Lalu, terdapat kata 'babar' yang bermaksud bahwa bisa berlaku untuk semua kalangan yakni muda, tua, pejabat, hingga orang biasa.
"Lalu, bubur memiliki maksud bahwa tekstur yang lembut menjadi simbol penyampaian ajaran agama Islam harus dengan lemah lembur, tidak dengan kekerasan, dan mudah dicerna," tandasnya.(*)
Kisah Zaira Bertels, Bangun Usaha Pemanfaatan Limbah di Sleman Jadi Produk Interior Berskala Ekspor |
![]() |
---|
Cerita Siswi Sekolah Rakyat di Bantul, Sempat Susah Tidur dan Kangen Rumah |
![]() |
---|
Cerita Faishal Ahmad Kurniawan, Putra Bantul yang Lolos Jadi Anggota Paskibraka Nasional 2025 |
![]() |
---|
KISAH Mbah Sutarji, Pejuang Penambal Jalan Berlubang yang Ikhlas Tanpa Minta Imbalan |
![]() |
---|
Kisah Putri Khasanah, Anak Pedagang Asongan di Bantul yang Bisa Kuliah Gratis di UGM |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.