Human Interest Story

Cerita Mbah Khasanudin, 15 Tahun Lebih Racik Bubur Lodeh di Masjid Sabiilurrosyaad Kauman Bantul

Mbah Khasanudin sudah lebih dari 15 tahun menjadi salah satu juru masak bubur lodeh setiap momen bulan suci Ramadan.

TRIBUNJOGJA.COM/ Neti Istimewa Rukmana
MBAH KHASANUDIN - Juru masak bubur lodeh Masjid Sabiilurrosyaad Kauman, Kalurahan Wijirejo, Kapanewon Pandak, Kabupaten Bantul, Khasanudin, sedang membuat bubur, Minggu (9/3/2025). 

Haryadi turut menyampaikan bahwa tradisi yang dijalankan itu memiliki nilai atau makna mendalam terkait ajaran agama Islam.

"Ini merupakan suatu adat tradisi yang kami yakini. Di samping sudah terbiasa dengan lidah kita dari mbah-mbah dulu, kami juga ingin menyampaikan apa yang sudah menjadi pesan nilai dari takjil bubur itu," paparnya.

Menurutnya, takjil bubur berasal dari kata 'bibirin' yang berarti hal yang bagus dan memiliki makna bahwa masyarakat yang datang ke masjid itu untuk mendapapatkan hal baik.

Kemudian, 'beber' memiliki makna untuk memberikan penjelasan tentang agama Islam melalui pengajian.

Lalu, terdapat kata 'babar' yang bermaksud bahwa bisa berlaku untuk semua kalangan yakni muda, tua, pejabat, hingga orang biasa.

"Lalu, bubur memiliki maksud bahwa tekstur yang lembut menjadi simbol penyampaian ajaran agama Islam harus dengan lemah lembur, tidak dengan kekerasan, dan mudah dicerna," tandasnya.(*)

Sumber: Tribun Jogja
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved