Predator Seks Asal Bantul
Skandal Persetubuhan 17 Anak di Sleman, Pakar UGM: Anak Sudah Adiksi Seks
“Kalau diming-imingi uang, itu reward saja, tambahan saja untuk anak-anak, bukan yang utama. Pastinya karena mereka itu sudah mengalami adiksi seks
Penulis: Ardhike Indah | Editor: Kurniatul Hidayah
Laporan Reporter Tribun Jogja, Ardhike Indah
TRIBUNJOGJA.COM, SLEMAN - Kasus persetubuhan 17 anak yang dilakukan seorang laki-laki berusia 54 tahun berinisial BM asal Bantul menyita perhatian masyarakat.
BM melakukan hubungan seks dengan 17 anak dalam kurun waktu 2022-2023 di apartemen di Sleman dan mengiming-imingi uang kepada mereka.
Menanggapi hal tersebut, Guru Besar Ilmu Psikologi Universitas Gadjah Mada (UGM), Prof. Koentjoro menjelaskan, adiksi seks menjadi pemicu mengapa anak-anak bisa terlibat pusara seksual orang dewasa.
“Kalau diming-imingi uang, itu reward saja, tambahan saja untuk anak-anak, bukan yang utama. Pastinya karena mereka itu sudah mengalami adiksi seks. Mereka sudah melakukan seks dan senang bisa mendapatkannya lagi. Utamanya bukan uang,” kata Koentjoro kepada Tribun Jogja, Senin (29/5/2023).
Baca juga: Berkas Perkara Persetubuhan 17 Anak di Apartemen di Sleman Segera Dilimpahkan ke Kejaksaan
Dia menyebut, tidak ada yang bisa mengalahkan adiksi seks, kecuali diri sendiri.
Maka dari itu, apabila anak-anak itu sudah adiksi dengan seks, sudah melakukan sering melakukan masturbasi, hasrat seksual mereka akan berada di puncak.
“Apalagi kalau pasangannya itu pintar mengolah seks mereka, bisa saja anak-anak itu tergiur dengan aktivitas seksual yang dilakukan,” jelas dia lagi.
Adapun awal mula mengapa anak-anak bisa tergiur dengan aktivitas seksual meski mereka masih di bawah umur dewasa adalah karena dampak dari keterbukaan informasi.
Menurut Koentjoro, keterbukaan itu membuat orang mudah mengakses berbagai informasi, tidak terkecuali pornografi.
Pornografi, kata dia adalah jebakan yang membuat orang ingin terus menerus menontonnya.
“Semakin lama melihat, maka semakin terangsang. Akibatnya, ada rasa ingin mencoba-coba. Biasanya, anak-anak akan berusaha masturbasi, bisa memepetkan alat kelamin ke bantal, bermain dengan pipisnya. Untuk yang perempuan, sampai dengan memasukkan sesuatu ke liang vagina,” bebernya.
Dijelaskan Koentjoro, anak-anak itu sebenarnya belum memiliki gambaran bagaimana beraktivitas seksual.
Mereka hanya mengira bahwa melakukan seks itu enak. Begitupula dengan mereka yang sudah berusia 17 tahun yang memiliki pengalaman seks dengan pacar.
“Seks itu kalau belum pernah dilakukan, tidak adiksi, kalau sudah dilakukan, bisa saja minta lagi,” terangnya.
Kasus 17 ABG Dicabuli di Sleman, Disdikpora DIY Pastikan Pemenuhan Hak Pendidikan Korban |
![]() |
---|
Kemenag Sleman Soroti Dugaan Kasus Pencabulan yang Dilakukan Seorang Takmir Masjid |
![]() |
---|
Antisipasi Anak Jadi Korban Pencabulan, Guru Diimbau Peduli terhadap Perubahan Perilaku Anak |
![]() |
---|
Belasan Anak Korban Pencabulan di Kalasan Diberi Trauma Healing |
![]() |
---|
Fakta-fakta Kasus Duda Paruh Baya Asal Bantul Setubuhi 17 Siswi di Apartemen di Sleman |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.