Tol DIY dan Dampaknya: Konektivitas, Wisata, hingga UMKM Perlu Penataan
Fokusnya mencakup peningkatan konektivitas dari exit tol ke kawasan wisata dan sentra UMKM, penguatan kualitas jalan koridor,
Penulis: Hanif Suryo | Editor: Yoseph Hary W
Para narasumber turut menyoroti kesiapan SDM. Dr. Nindyo menegaskan bahwa semua pihak harus siap karena DIY kini memikul status sebagai kota budaya dan kawasan Sumbu Filosofi yang menjadi warisan dunia.
Tri Murtoposidi menambahkan perlunya intervensi cepat pada ruas yang terhubung langsung ke exit tol. Ia mendukung pemanfaatan ruang bawah tol yang dibangun melayang di atas Selokan Mataram, seperti beautifikasi, jogging track, hingga area UMKM dengan sentuhan lokal pada desain pintu tol.
Sementara itu, Nur Subiyantoro menegaskan perlunya percepatan penataan transportasi publik melalui kolaborasi pemerintah, swasta, dan masyarakat.
Menutup perbincangan, Margaretta Tutik menyebut perencanaan kebijakan yang matang sebagai syarat utama.
“Kesalahan konsep berdampak besar. Semua pihak—akademisi, aktivis transportasi, lembaga teknis, dinas PU, hingga sektor swasta—harus dilibatkan sejak awal,” katanya.
Podcast tersebut menegaskan bahwa pembangunan tol di DIY bukan sekadar proyek fisik, melainkan kerja besar penataan ruang, ekonomi, dan transportasi yang menuntut keselarasan lintas sektor dan kesiapan berkelanjutan.
| GIPI DIY Minta Destinasi Wisata Outdoor Antisipasi Cuaca Ekstrem |
|
|---|
| Warga Rayakan Euforia Borobudur Marathon 2025, dari Yel-Yel Sekolah hingga UMKM Pawone |
|
|---|
| Pemandu Wisata di Deles Indah Klaten Dilatih Berbahasa Inggris |
|
|---|
| Pemesanan Biro Perjalanan Wisata ke DIY pada Libur Akhir Tahun 2025 Mulai Menggeliat |
|
|---|
| Diskon Tarif Transportasi Nataru Diharapkan Bisa Dongkrak Kunjungan Wisata 20-30 Persen |
|
|---|
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/jogja/foto/bank/originals/Tol-DIY-dan-Dampaknya-Konektivitas-Wisata-hingga-UMKM-Perlu-Penataan.jpg)