Kisah Inspiratif
Kisah Sri Ratna Saktimulya Menyusun Manuskrip Kuno Koleksi Museum Sonobudoyo Yogyakarta
Bagi Sakti, naskah kuno tidak pernah berhenti berbicara. Ia hidup pada setiap lembar yang disentuh dan setiap generasi yang meneruskannya.
Penulis: Tribun Jogja | Editor: Iwan Al Khasni
Tidak terbesit sedikitpun dalam benak Sakti bahwa di kemudian hari ia akan menjadi sosok yang dipercaya untuk menyusun dan membuat buku katalog naskah-naskah Perpustakaan Pura Pakualaman.
Buku katalog yang menjadi salah satu tonggak utama kiprah Sakti di bidang pernaskahan kuno.
Abadi Dalam Karya
Menjelang purna tugas pada September lalu, Sakti justru menuntaskan sejumlah proyek besar yang meninggalkan kesan mendalam di lubuk hatinya.
Selama puluhan tahun, ia telah mengabdikan diri sebagai dosen Program Studi Sastra Jawa UGM.
Sakti juga sempat dipercaya menjadi Kepala Program Studi (Kaprodi) Sastra Jawa dan Kepala Pusat Studi (Kapusdi) Kebudayaan UGM.
Sembari menjalani sisa tugasnya sebagai Kapusdi dan dosen, Sakti mengajukan empat proposal pengabdian masyarakat lintas daerah yang ternyata kesemuanya berhasil disetujui.
Berangkatlah Sakti mengajak mahasiswanya mengabdi ke beberapa tempat meliputi Dusun Wotawati di Gunungkidul, Kepulauan Adonara di Nusa Tenggara, serta Kepulauan Seram dan Kepulauan Kei di Maluku.
“Tapi, bukan Sastra Jawa yang saya kembangkan di sana. Hanya saya berdasarkan pola seperti ini, mengungkap budaya di daerah sana itu bagaimana,” ucap Sakti.
Di Wotawati misalnya, Sakti dan para mahasiswa mengajarkan kesenian yang ternyata sudah lama tidak dilestarikan disana.
Mereka juga bekerja sama dengan Pusat Studi Bencana untuk memberikan pemahaman akan penanganan bencana alam dan budaya yang pernah ada dengan output berupa buku Babad Wotawati.
Baca juga: Uniknya Dusun Wotawati di Gunungkidul, Hanya Disinari Matahari Selama 7 Jam
Selain itu, Sakti beserta para mahasiswanya di Sastra Jawa berhasil menerbitkan buku hasil karya akhir mahasiswa tiga angkatan yang bertajuk Sastra Menitra.
Menjelang masa UTS, ia menawarkan kepada mahasiswa apabila mereka bersedia membukukan karya hasil akhir dari mata kuliah mereka dan dibalas dengan sambutan meriah dari para mahasiswa.
“Ya sudah saya buatkan tim kreatif khusus, saya minta bantuan teman-teman Pusat Studi. Lalu saya minta mahasiswa tiap angkatan ada penanggung jawab, nanti untuk memudahkan komunikasi dengan tim kreatif. Mereka sambil mengerjakan diperiksakan ke saya. Saya bertugas ngecek, jadi editor. Waktu sudah keluar versi cetaknya, wah, mereka senang bukan main,” ungkapnya.
Selain cerita tentang para mahasiswa yang sesekali menginap di rumah dalam proses pengerjaan buku, Sakti juga mengungkapkan rasa bangganya akan berhasil dibukukannya karya para mahasiswa di akhir masa tugasnya.
Dengan senyuman lebar di wajah, ia membolak-balik halaman buku dan menunjukkan karya indah mahasiswanya.
| Kisah Eva Lanjutkan Usaha Djadjanan Pak Darso Pasar Beringharjo Yogyakarta |
|
|---|
| Dari Bantul ke Pasar Global: Nurmalita Tawarkan Produk Handmade Berbahan Kain Perca |
|
|---|
| Bendung Lepen: Dari Saluran Air Kotor Jadi Wisata Ikan di Yogyakarta |
|
|---|
| Melirik Peluang Bisnis Level Kaki Lima Lingkungan Kampus di Jogja |
|
|---|
| Kisah Avis Haris dan Kedai Kopi Punk Ala Rich Yogya yang Sarat Filosofi |
|
|---|
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/jogja/foto/bank/originals/Potret-Saktimulya.jpg)