Kisah Inspiratif
Dari Bantul ke Pasar Global: Nurmalita Tawarkan Produk Handmade Berbahan Kain Perca
Nuqe Shop Bantul: Inovasi Produk Daur Ulang dari Kain Perca yang Diminati Mahasiswa Asing
Penulis: Tribun Jogja | Editor: Iwan Al Khasni
Ringkasan Berita:Nurmalita Qur’Ani, wanita asal Bantul, mendirikan UMKM Nuqe Shop yang mengolah kain perca menjadi produk fungsional seperti tas dan dompet. Berawal dari pandemi, kini usahanya diminati hingga ke pasar mahasiswa asing.
TRIBUNJOGJA.COM -– Di balik tumpukan kain perca yang kerap dianggap limbah, Nurmalita Qur’Ani (26) melihat peluang.
Wanita asal Bantul yang akrab disapa Lita ini menjadikan sisa-sisa produksi pakaian sebagai bahan baku utama untuk menciptakan produk fungsional bernilai jual tinggi melalui UMKM miliknya, Nuqe Shop.
Sejak 2016, Lita telah berkecimpung di dunia fesyen, khususnya dalam produksi jilbab dan pashmina.
Namun, baru saat pandemi Covid-19 melanda, ia mulai serius memanfaatkan kain perca yang menumpuk di rumahnya.
“Banyak banget tumpukan sisa kain di rumah. Bingung mau diapakan. Dijual ke loak tidak bisa, dibakar pun asapnya terlalu pekat dan mengganggu,” kenangnya, Jumat (7/11/2025).
Kondisi itu mendorongnya untuk mulai membuat masker kain. Kebetulan, saat itu masker menjadi barang yang sangat dibutuhkan.
Awalnya, masker-masker tersebut hanya dibuat untuk menghabiskan stok kain yang ada. Namun, karena jumlahnya cukup banyak, Lita membagikannya kepada tetangga sekitar. Tak disangka, dari situlah pesanan mulai berdatangan.
Setelah pandemi mulai mereda dan kebutuhan masker menurun, Lita tak berhenti berinovasi.
Ia mulai membuat pouch, dompet, dan tas dari kain perca untuk pemakaian pribadi. Ternyata, produk-produk tersebut menarik perhatian teman-temannya.
“Teman-teman mulai suka dan minta dibuatkan. Bahkan mereka menyarankan untuk membuka toko online,” ujarnya.
Semangat Lita semakin tumbuh saat ia membuka lapak di Plaza UNY, Sleman.
Di sana, produk-produk Nuqe Shop justru diminati oleh mahasiswa asing yang tertarik dengan sentuhan lokal seperti tenun dan batik.
“Kebanyakan pelanggan saya mahasiswa pertukaran pelajar. Mereka suka produk handmade yang punya nilai budaya,” tambahnya.
Kini, Nuqe Shop tak hanya menjadi solusi pengelolaan limbah tekstil, tetapi juga menjadi wadah kreativitas dan pemberdayaan ekonomi lokal.
| Bendung Lepen: Dari Saluran Air Kotor Jadi Wisata Ikan di Yogyakarta |
|
|---|
| Melirik Peluang Bisnis Level Kaki Lima Lingkungan Kampus di Jogja |
|
|---|
| Kisah Avis Haris dan Kedai Kopi Punk Ala Rich Yogya yang Sarat Filosofi |
|
|---|
| Kisah Eras Yudhanto, Pemuda Jogja Lestarikan Budaya Lewat Bregada Prajurit PJ2 |
|
|---|
| Kanca Taman: Buah Pikir Keresahan Perantau akan Ruang Hijau di Jogja |
|
|---|

Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.