Kisah Inspiratif
Kanca Taman: Buah Pikir Keresahan Perantau akan Ruang Hijau di Jogja
Sangat disayangkan jika fasilitas publik yang sudah tersedia tidak dimanfaatkan dengan semestinya.
Penulis: Tribun Jogja | Editor: Iwan Al Khasni
TRIBUNJOGJA.COM -- Di tengah hiruk pikuk Kota Yogyakarta, lahir sebuah komunitas bernama Kanca Taman.
Komunitas ini bermula dari sebuah gerakan kampanye yang fokus pada kebutuhan dan pemanfaatan Ruang Terbuka Hijau Publik (RTHP) di Kota Pelajar, Yogyakarta.
Uniknya, dua inisiator utama di balik gerakan ini Abiyyi (25) dan Maya (23) bukanlah penduduk asli Yogyakarta.
Mereka adalah dua perantau yang datang untuk menempuh pendidikan di Universitas Gajah Mada (UGM).
Abiyyi berasal dari Jakarta, sementara Maya dari Tegal. Keduanya memiliki keresahan yang sama terkait kondisi dan pemanfaatan RTHP di Yogyakarta.
Abiyyi, selaku inisiator, menceritakan titik awal yang mendorong lahirnya gerakan ini.
"Ada satu momen saya menyadari kalau titik taman di Kota Jogja itu bertebaran, sampai di perkampungan pun ada. Tapi, kenapa banyak yang tidak tahu," ungkapnya, Selasa, (28/10/2025).
Menurut Abiyyi, sangat disayangkan jika fasilitas publik yang sudah tersedia tidak dimanfaatkan secara semestinya.
Dorongan lain yang memicu gerakan ini adalah kesulitan mengakses lokasi RTHP melalui laman resmi Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Yogyakarta.
Berangkat dari kesulitan akses ini, Kanca Taman mengambil inisiatif strategis.
“Mulanya kami bantu membuat pemetaan lewat Google Maps, bikin titik-titik RTHP Kota Jogja, jadi kalau dicari, lokasinya akan muncul,” ujar Abiyyi saat diwawancarai oleh Tribun Jogja.
Dari pemetaan, gerakan ini beralih fokus menjadi upaya mengkampanyekan pemanfaatan RTHP secara langsung.
Kanca Taman rutin mengadakan kegiatan yang memanfaatkan ruang hijau secara bergilir dan terbuka bagi umum, seperti diskusi di taman, belajar di taman, dan piknik di taman.
“Jadi sesederhana piknik pun, orang-orang jadi bisa mengenal RTHP,” tutur Maya.
Maya juga berbagi pandangan mengenai fungsi RTHP yang jauh melampaui sekadar estetika, terutama di wilayah padat penduduk.
| Kisah Sepasang Suami Istri Puluhan Tahun Jualan Carabikang di Pasar Prawirotaman Jogja |
|
|---|
| Cerita Usaha Pinggir Jalan Menjawab Budaya Nongkrong Mahasiswa Yogyakarta |
|
|---|
| Wanita Asal Gunungkidul Sukses Perkenalkan Batik hingga ke Jepang |
|
|---|
| Cerita Warga Bantul Mengubah Sampah Kantong Plastik Jadi Rajutan Aksesoris |
|
|---|
| Cerita Mbah Sastro Warga Magelang Berusia 103 Tahun, Ungkap Rahasia Umur Panjang |
|
|---|

Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.