Taman Kesenian Tamansiswa Yogyakarta: Sanggar Tradisi untuk Anak dan Remaja

Berpegang pada nilai dan ajaran budi pekerti Ki Hadjar Dewantara, Taman Kesenian Tamansiswa menjadi ruang aman bagi anak-anak untuk bertumbuh.

Penulis: Tribun Jogja | Editor: Iwan Al Khasni
MG Shafira Puti Krisnintya
LANGEN CARITA BUMI LESTARI: Anak-anak Taman Kesenian Tamansiswa di salah satu adegan pementasan langen carita bertajuk "Bumi Lestari" di Jayadipuran Culture and Art 2025, Balai Pelestarian Kebudayaan Wilayah X, Jayadipuran, Yogyakarta, Sabtu (25/10/2025). 

Di Taman Kesenian, para pamong juga berusaha untuk mengikis gap dengan anak-anak.

Pamong tidak hanya berfungsi sebagai guru, tapi juga sebagai orang tua.

Membiasakan hal tersebut pada anak membuat anak merasa tidak canggung untuk bercerita keseharian mereka kepada para pamong.

Diceritakan Hapsari tentang anak muridnya yang duduk di bangku SMK dan sudah mengikuti latihan karawitan selama setahun.

“Awalnya dia hanya pegang balungan, kalau tidak saron ya demung. Belakangan ini dia bilang ingin coba belajar yang lain, ya saya dorong saja untuk bilang ke pelatihnya, Pak Agus. Lalu ini tadi dia laporan, ‘Bu, aku tadi sudah jadi nyoba bonang sama kendang lho, bu. Sudah bisa, sama Pak Agus sudah dilepaskan,’” tuturnya sambil tersenyum.

Agus, pamong pelatih karawitan, tengah memberikan penjelasan sebelum memulai latihan rutin di Pendopo Agung Tamansiswa, Kamis (11/09/2025).
Agus, pamong pelatih karawitan, tengah memberikan penjelasan sebelum memulai latihan rutin di Pendopo Agung Tamansiswa, Kamis (11/09/2025). (MG Shafira Puti Krisnintya)

Dalam perjalanannya, Taman Kesenian sudah mencetak banyak alumni muda yang telah aktif berpartisipasi di berbagai kegiatan seni dan sastra daerah.

Namun tidak sedikit dari mereka tetap siap sedia kembali ke Taman Kesenian jika sewaktu-waktu dibutuhkan.

“Anak-anak lama yang sekarang sudah SMA ya banyak yang sudah sibuk di luar sana, sudah peye istilahnya. Tapi ya mereka tidak sombong, kalau ketemu ya tetap menyapa, kadang kalau kami butuh bantuan ya mereka bersedia membantu,” ujar Hapsari.

Di Taman Kesenian, tradisi berkesenian tidak hanya diwariskan tetapi dihidupkan bersama untuk menjadi bekal bagi siapa pun yang pernah singgah dan belajar di dalamnya.

Berpegang pada nilai jiwa merdeka dan ajaran budi pekerti Ki Hadjar Dewantara, Taman Kesenian Tamansiswa tetap bertahan menjadi ruang aman bagi anak untuk bertumbuh.

Anak-anak dapat terbang setinggi yang mereka mau, namun tidak lupa tetap berpijak pada akar budaya yang menjaganya. (MG Shafira Puti Krisnintya)

Sumber: Tribun Jogja
Halaman 3/3
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved