Disbud Kulon Progo Siapkan Program Pelestarian hingga Pengembangan Kesenian yang Mati Suri

Kepala Disbud Kulon Progo, Joko Mursito menyampaikan setidaknya ada 2 program besar yang disiapkan untuk kesenian daerah.

Penulis: Alexander Aprita | Editor: Yoseph Hary W
TRIBUN JOGJA/Alexander Ermando
Kepala Dinas Kebudayaan Kulon Progo, Joko Mursito 
Ringkasan Berita:
  • Ada 2 program besar yang disiapkan untuk pelestarian, pembinaan, hingga pengembangan kesenian daerah di Kulon Progo dengan dukungan Danais DIY.
  • Kepala Disbud Kulon Progo, Joko Mursito menyebut, yang pertama adalah Sigro Mèntas Sigro Mentas yang difokuskan pada kesenian lokal di kalurahan yang mati suri namun perlu dikembangkan
  • Kedua adalah Sambang Rewang fokus pada pelestarian sanggar kesenian di Kulon Progo yang sudah tua dan hampir punah.
 

 

TRIBUNJOGJA.COM, KULON PROGO - Dinas Kebudayaan (Disbud) atau Kundha Kabudayan Kulon Progo menyiapkan program pelestarian, pembinaan, hingga pengembangan kesenian daerah. Program tersebut dilaksanakan dengan dukungan Dana Keistimewaan (Danais) DIY.

Kepala Disbud Kulon Progo, Joko Mursito menyampaikan setidaknya ada 2 program besar yang disiapkan untuk kesenian daerah.

"Program pertama adalah Sigro Mèntas Sigro Mentas dan Sambang Rewang," kata Joko pada Jumat (07/11/2025).

Tampil dan bangkit

Sigro Mèntas Sigro Mentas berarti Segera Tampil Segera Bangkit. Program ini difokuskan pada kesenian lokal di kalurahan yang mati suri namun perlu dikembangkan karena nilai budaya dan kearifan lokal di dalamnya.

Menurut Joko, program ini terutama menyasar pada kalurahan kategori miskin. Sebab ia ingin upaya pelestarian, pembinaan dan pengembangan kesenian lokal juga berdampak pada kesejahteraan.

"Akan kami dampingi keseniannya, kuliner khas yang ingin diangkat, serta UMKM yang ada di kalurahan tersebut," ujarnya.

Bangkitkan sanggar tua

Sedangkan program kedua yaitu Sambang Rewang berfokus pada pelestarian sanggar kesenian di Kulon Progo. Joko mengatakan program ini difokuskan pada sanggar kesenian yang sudah tua dan hampir punah.

Sebab pihaknya ingin membangkitkan lagi kesenian yang sudah eksis namun lama tak tersentuh. Koordinasi pun dilakukan dengan pemerintah kapanewon hingga kalurahan dalam menjalankan 2 program tersebut.

"Programnya terutama menyasar pada pemberdayaan masyarakat serta pengentasan kemiskinan," jelas Joko.

Pihaknya akan berkolaborasi dengan Dinas Pariwisata (Dispar) dalam pemanfaatan kesenian lokal tersebut. Program ini rencananya akan diujicoba November 2025 ini dan akan diintensifkan mulai 2026 mendatang.(alx)

 

Sumber: Tribun Jogja
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved