Tasyakuran Gelar Pahlawan Nasional Bagi Gus Dur, PKB DIY: Prosesnya Mulus Tanpa Polemik

PKB DIY yang menggelar tasyakuran, dirangkai dengan diskusi publik bertajuk "Mengenang Pemikiran dan Perjuangan Gus Dur", Rabu (12/11/2025)

Penulis: Azka Ramadhan | Editor: Muhammad Fatoni
Dok.Istimewa
TASYAKURAN - Agenda tasyakuran yang dirangkai dengan diskusi publik bertajuk 'Mengenang Pemikiran dan Perjuangan Gus Dur', di Kantor DPW PKB DIY, Rabu (12/11/2025). 

Ringkasan Berita:
  • DPW PKB DIY mengadakan tasyakuran atas gelar Pahlawan Nasional yang diberikan kepada Gus Dur
  • Kegiatan tasyakuran dirangkai dengan diskusi publik bertajuk 'Mengenang Pemikiran dan Perjuangan Gus Dur'
  • Penetapan gelar pahlawan untuk Gus Dur merupakan hasil perjuangan panjang yang dikawal Ketua Umum PKB, Abdul Muhaimin Iskandar, prosesnya pun berjalan mulus tanpa polemik.
 
 

 

TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Penganugerahan sosok KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur) sebagai Pahlawan Nasional disambut suka cita oleh berbagai kalangan.

Termasuk oleh DPW Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) DIY yang menggelar tasyakuran, dirangkai dengan diskusi publik bertajuk "Mengenang Pemikiran dan Perjuangan Gus Dur", Rabu (12/11/2025).

Sejumlah tokoh lintas iman dan akademisi hadir sebagai narasumber, diantaranya Dekan FISIPOL UGM Wawan Mas’udi, Ph.D., Ketua PWNU DIY Dr. KH. Ahmad Zuhdi Muhdlor, dan Dr. Romo Martinus Joko Lelono dari Keuskupan Agung Semarang.

​Ketua DPW PKB DIY, Agus Sulistiyono, menyampaikan rasa syukur atas keputusan pemerintah di bawah kepemimpinan Presiden Prabowo Subianto.

​"Kita semua patut bersyukur, wajib bersyukur, dan berterima kasih kepada pemerintah yang telah menganugerahkan gelar Pahlawan Nasional kepada beliau, guru bangsa kita, bapak pluralis, dan bapak demokrasi," ujarnya.

​Agus menyebut, penetapan tersebut merupakan hasil perjuangan panjang yang dikawal Ketua Umum PKB, Abdul Muhaimin Iskandar, di mana prosesnya pun berjalan mulus tanpa polemik.

​"Alhamdulillah, prosesnya cukup panjang, dan yang membanggakan, tidak ada polemik. Ketika K.H. Abdurrahman Wahid ditetapkan menjadi Pahlawan Nasional, tidak ada polemik," cetusnya.

​Pandangan mengenai mulusnya penganugerahan gelar Pahlawan Nasional untuk Gus Dur pun diamini oleh Dekan FISIPOL UGM, Wawan Mas’udi.

​​Bahkan, pengakuan turut didukung kajian akademisi luar negeri, salah satunya Prof. Nathan Franklin dari Charles Darwin University, Australia, yang mencatat tiga kontribusi utama Gus Dur, termasuk peletakan fondasi PKB sebagai organisasi politik yang inklusif.

​​"Bagi almarhum K.H. Abdurrahman Wahid, gelar kepahlawanan ini memang benar-benar tanpa kontroversi. Semua orang, bukan hanya dari kalangan umat Islam, bukan hanya dari warga Nahdliyin, tapi saya kira seluruh elemen bangsa dari Sabang sampai Merauke sudah menunggu-nunggu inagurasi ini," kata Wawan.

Baca juga: Gelar Pahlawan Nasional untuk Soeharto Dinilai Bentuk Pengkhianatan terhadap Korban Orde Baru

Dalam kesempatan yang sama, Ketua PWNU DIY, Dr. KH. Ahmad Zuhdi Muhdlor, menjelaskan pandangan Gus Dur mengenai hubungan antara NU dan PKB.

Pandangan tersebut, sangat erat kaitannya dengan pandangan Gus Dur yang sangat anti terhadap populisme agama, yakni pemanfaatan sentimen agama untuk kepentingan politik.

​"Gus Dur mengatakan, bahwa PKB didirikan secara resmi oleh PBNU. Hubungan antara NU dengan PKB adalah hubungan organik, bukan hubungan organisasi. Hubungan organik ini mengandung konsekuensi bahwa satu sama yang lain tidak bisa hidup tanpa yang lain," tandasnya.

​Sementara, pandangan dari perspektif Katholik disampaikan oleh Romo Martinus Joko Lelono, yang mengibaratkan Gus Dur sebagai "mercusuar keutamaan".

Sumber: Tribun Jogja
Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved