Tragedi Marsinah Diakui Negara: Aktivis Buruh Perempuan Dapat Gelar Pahlawan Nasional

Marsinah, aktivis buruh perempuan, tragedi Marsinah, pelanggaran HAM buruh, sejarah May Day Indonesia, Marsinah pahlawan nasional,

Penulis: Iwan Al Khasni | Editor: Iwan Al Khasni
TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN
MARSINAH PAHLAWAN NASIONAL - Dokumentasi sejumlah buruh melakukan aksi renungan mengenang kematian Marsinah 

Ringkasan Berita:
  • Marsinah ditemukan tewas di hutan Wilangan, Nganjuk, dengan luka-luka yang menunjukkan tanda penyiksaan
  • Marsinah tak hanya simbol perlawanan, tetapi juga pengingat bahwa suara buruh perempuan tak boleh dibungkam.
  • Pengakuan negara atas perjuangan Marsinah sebagai aktivis buruh perempuan dengan gelar Pahlawan Nasional 2025.

 

Tribunjogja.com --- Nama Marsinah tak lekang oleh waktu. Tiga dekade setelah kematiannya yang tragis, aktivis buruh perempuan ini tetap menjadi simbol perjuangan hak- hak pekerja di Indonesia. 

Marsinah bukan hanya korban pelanggaran HAM, tetapi juga ikon keberanian dalam menghadapi ketidakadilan sistemik.

Berikut adalah catatan singkat sosok Marsinah yang dirangkum dari artikel Refleksi Tiga Belas Tahun Pejuang Buruh Perempuan: Kasus Tragedi Marsinah di laman garuda.kemdikbud.go.id: 

Perjuangan Hidup Marsinah

Marsinah lahir pada 10 April 1969 sebagai anak kedua dari tiga bersaudara, buah kasih pasangan Sumini dan Mastin. 

Namun, masa kecilnya tak berjalan mulus.

Di usia tiga tahun, ia kehilangan ibunya dan sejak itu diasuh oleh neneknya, Pu’irah, bersama bibinya, Sini, di Desa Nglundo, Nganjuk, Jawa Timur.

Pendidikan dasar ia tempuh di SD Karangasem 189, Kecamatan Gondang, lalu melanjutkan ke SMP Negeri 5 Nganjuk.

Sejak kecil, Marsinah dikenal sebagai anak rajin dan mandiri.

Ia sadar betul akan keterbatasan ekonomi keluarga, sehingga berinisiatif membantu dengan berjualan makanan kecil di waktu luang.

Di rumah, Marsinah tak segan membantu bibinya memasak.

Sepulang sekolah, ia kerap mengantar makanan ke sawah untuk pamannya.

Sikap tangguh dan kepeduliannya terhadap keluarga menjadi cerminan awal dari karakter perjuangannya kelak sebagai aktivis buruh.

Marsinah sebagai Buruh

Marsinah bekerja sebagai buruh di PT Catur Putra Surya, Sidoarjo, Jawa Timur. 

Pada awal Mei 1993, ia turut serta dalam aksi mogok kerja menuntut kenaikan upah sesuai keputusan Gubernur Jawa Timur. 

Sumber: Tribun Jogja
Halaman 1/3
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved