Mahasiswa UNY Ciptakan SmartCleaner, Alat Otomatis Pembersih Kandang Sapi
Inovasi ini berbasis energi surya dan Internet of Things (IoT) yang mereduksi beban peternak sekaligus membuka peluang ekonomi dari limbah ternak.
Penulis: R.Hanif Suryo Nugroho | Editor: Muhammad Fatoni
“Pupuk organik ini mulai dipasarkan di sekitar desa. Jadi, selain menjaga kandang tetap bersih, SmartCleaner memberi nilai tambah ekonomi bagi peternak,” ujar Shafa Feby Ayuningtyas.
Efek penggunaan SmartCleaner langsung terlihat. Waktu pembersihan kandang yang sebelumnya memakan 1–2 jam, kini hanya sekitar 15 menit per hari.
Beban kerja peternak berkurang, sapi lebih sehat, dan berat badan sapi meningkat rata-rata 0,3–0,8 kilogram per hari.
“Dulu membersihkan kandang melelahkan dan sering membuat sesak napas karena bau amonia. Sekarang jauh lebih ringan, sapi lebih sehat, dan kotorannya bisa diolah jadi pupuk untuk dijual. Kami merasa sangat terbantu dengan adanya SmartCleaner ini,” ujar Painah, Ketua Kelompok Tani Ngudi Makmur.
Menurut Anida Syafa Hapsari, keberlanjutan program menjadi perhatian utama.
“Kami tidak ingin SmartCleaner berhenti sebagai proyek penelitian saja. Karena itu, edukasi soal pentingnya kesehatan kandang terus kami lakukan, agar inovasi ini benar-benar bisa dipakai jangka panjang oleh peternak,” katanya.
Program SmartCleaner selaras dengan Asta Cita Nasional, terutama cita ketiga mengenai pembangunan ekonomi inklusif dan berkelanjutan serta cita keenam terkait lingkungan hidup berkelanjutan.
Dengan energi surya, sistem ini mendukung transisi energi hijau dan mengurangi jejak karbon.
“Inovasi ini bisa menjadi model penerapan teknologi terbarukan dan IoT di sektor peternakan rakyat Indonesia. Harapan kami, kesejahteraan peternak meningkat, lingkungan lebih sehat, dan ketahanan pangan nasional semakin kuat,” ujar Veri Saputra.
Bagi UNY, SmartCleaner menjadi bukti nyata semangat UNY Berdampak.
Mahasiswa tidak hanya belajar di ruang kelas, tetapi juga menghadirkan solusi konkret untuk masyarakat.
Proyek ini memperlihatkan semangat Diktisaintek Berdampak, yakni transformasi iptek yang menjawab tantangan nyata di lapangan sekaligus mendukung pencapaian Sustainable Development Goals (SDGs). (*)
Sejumlah Kasus Keracunan MBG, Orangtua di Gunungkidul Mengaku Khawatir |
![]() |
---|
Pemkab Gunungkidul Anggarkan Rp2,2 M untuk Bonus Atlet dan Pelatih di PORDA dan Peparda DIY 2025 |
![]() |
---|
Pertamina Beri Penjelasan PascaInsiden Kecelakaan Truk Tangki Elpiji di Gunungkidul |
![]() |
---|
Truk Tangki Elpiji Terguling di Jalur Yogya-Wonosari: Sopir Tewas, Proses Evakuasi Butuh 12 Jam |
![]() |
---|
Warga Tunggak Nongko Gunungkidul Berperan Aktif Jaga Ekosistem Sungai Oya |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.