Berita Kriminal
Rekonstruksi Kasus Penikaman di Bogeman Magelang, Ada 34 Adegan yang Diperagakan di TKP
Selain tersangka dan korban, sembilan saksi juga turut dihadirkan untuk memperkuat jalannya adegan rekonstruksi kasus penikaman di Magelang
Penulis: Yuwantoro Winduajie | Editor: Muhammad Fatoni
TRIBUNJOGJA.COM, MAGELANG - Sebanyak 34 adegan diperagakan dalam rekonstruksi kasus penikaman yang menewaskan Evander (25), warga Kecamatan Magelang Utara, Kota Magelang.
Rekonstruksi digelar langsung di tempat kejadian perkara (TKP) di Kampung Bogeman, Kelurahan Panjang, Kecamatan Magelang Tengah, Kota Magelang, Kamis (22/5/2025).
Kasatreskrim Polres Magelang Kota, Iptu Iwan Kristiana, mengatakan rekonstruksi dilakukan untuk memberikan gambaran yang terang kepada penyidik, jaksa penuntut umum, dan penasehat hukum tersangka mengenai peristiwa pidana yang terjadi.
"Yang kami rekonstruksi saat ini ada 34 adegan dan di TKP langsung, sehingga cukup jelas. Peranan dari saksi maupun tersangka diperagakan tidak jauh berbeda dengan keterangannya pada saat di BAP oleh penyidik," ujarnya.
Rekonstruksi dimulai dari rumah tersangka RAS alias Bolot (24).
Saat itu, calon istri tersangka sempat melihat RAS membawa senjata tajam berupa pisau lipat sebelum berangkat ke lokasi kejadian.
Setibanya di tempat kejadian perkara (TKP), tersangka berpapasan dengan korban yang sedang berkumpul bersama teman-temannya.
Tersangka mengaku tersinggung oleh sikap korban, hingga terjadi cekcok yang berujung pada perkelahian menggunakan tangan kosong.
Dalam perkelahian itu, tersangka kemudian mengeluarkan pisau lipat dan menusuk korban.
Akibat luka tusukan tersebut, korban bernama Evander meninggal dunia.
Baca juga: Emosi Ditolak Bersalaman, Pemuda di Kota Magelang Lakukan Penikaman Hingga Tewaskan Korban
Selain tersangka dan korban, sembilan saksi juga turut dihadirkan untuk memperkuat jalannya adegan.
"Selanjutnya kami akan melengkapi berkas dan melimpahkannya ke kejaksaan untuk diteliti," tambah Iwan.
Tersangka hingga kini dijerat dengan Pasal 338 KUHP tentang pembunuhan dengan ancaman 15 tahun penjara serta Pasal 351 ayat (3) KUHP tentang penganiayaan yang mengakibatkan kematian, dengan ancaman maksimal tujuh tahun penjara.
Sementara itu, penasehat hukum tersangka, Basori Edi Pracaya, menyebut tidak ditemukan indikasi pembunuhan berencana dalam rekonstruksi tersebut.
"Baik korban maupun tersangka saling tidak mengenal dan saat kejadian berada dalam pengaruh miras. Memang tidak ada rencana walaupun tersangka membawa pisau, tapi motif membawanya belum bisa dipastikan," ujar Basori.
Kasus Pelaku Judol Keruk Uang Bandar di Yogyakarta Berlanjut ke Perburuan Aliong |
![]() |
---|
Status Mahasiswa Magister UGM Kampus Jakarta Jadi Aktor Intelektual Pembunuhan Kacab Bank |
![]() |
---|
Seorang Karyawan Toko Oleh-oleh di Jogja Gelapkan Uang Hasil Penjualan untuk Main Judi Slot |
![]() |
---|
Pria Asal Sukoharjo Nekat Masuk Rumah dan Curi Ponsel di Sewon Bantul |
![]() |
---|
Pria di Bantul Curi Sepeda Motor Milik Tetangga, Awalnya Ngaku Kepepet Ternyata Karena Sakit Hati |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.