Kualitas Ayam Busuk Menu MBG dan Keracunan Siswa, Ini Reaksi Ahli Gizi RSA UGM

Leiyla Elvizahro, S.Gz., Dietisien dari RSA UGM menekankan pentingnya mengenali tanda-tanda makanan yang sudah basi atau tidak higienis dalam MBG

Penulis: Ardhike Indah | Editor: Yoseph Hary W
Tribunjogja.com/Ahmad Syarifudin
MENU MBG: Foto dok. ilustrasi MBG. Menanggapi banyaknya kejadian keracunan siswa setelah menyantap MBG, Leiyla Elvizahro, S.Gz., Dietisien dari RSA UGM menekankan pentingnya mengenali tanda-tanda makanan yang sudah basi atau tidak higienis dalam MBG. 

Faktor lain yang tak kalah penting adalah waktu antara proses masak dan konsumsi, semakin lama jedanya, semakin tinggi potensi kontaminasi.

Oleh karena itu, penting bagi panitia penyelenggara acara untuk memastikan distribusi makanan dilakukan secara cepat dan efisien.

“Kalau makanan disimpan lebih dari empat jam tanpa penghangat atau pendingin, risiko pertumbuhan bakteri akan meningkat drastis,” tambahnya.

Makanan berbahan dasar daging, ikan, dan produk susu menjadi kelompok yang paling rentan.

Tanda-tanda kerusakan pada olahan daging misalnya bisa dikenali dari bau amis menyengat, warna kehijauan, serta tekstur yang berlendir.

Sementara, susu yang sudah basi akan menggumpal dan mengeluarkan bau asam tajam.

Jika dikonsumsi, makanan ini bisa menyebabkan infeksi saluran cerna dan dehidrasi berat.

Leiyla menambahkan bahwa bahan pangan hewani harus disimpan di suhu dingin dan dimasak dengan suhu cukup tinggi untuk membunuh bakteri patogen.

“Kalau sayur dan buah yang busuk dapat dilihat dari bentuknya yang layu, lembek, atau berlendir. Kulit buah juga mengkerut serta timbul jamur berwarna putih atau hijau,” ujar Leiyla.

Leiyla juga menekankan bahwa masyarakat perlu waspada terhadap makanan yang disajikan terbuka, dikerumuni lalat, atau ditangani oleh petugas yang tidak menggunakan sarung tangan.

Ia menyarankan agar pemerintah lebih selektif memilih tempat makan atau katering, khususnya untuk kegiatan besar.

Kredibilitas penyedia makanan bisa menjadi indikator awal apakah proses pengolahan mereka mengikuti standar keamanan pangan.

“Kondisi dapur dan alat masak pun harus menjadi perhatian. Jangan ragu untuk mempertanyakan kebersihan makanan, apalagi jika dikonsumsi bersama-sama dalam jumlah besar,” tuturnya.

Ia menjelaskan sebagai langkah awal bila terlanjur mengonsumsi makanan yang mencurigakan, masyarakat diimbau tidak panik namun segera mengamati gejala yang muncul.

Jika mengalami muntah, diare lebih dari tiga kali sehari, atau demam, sebaiknya segera mencari pertolongan medis.

Halaman
123
Sumber: Tribun Jogja
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved