Gaji Tak Kunjung Sentuh UMP, Guru Honorer di Yogyakarta Menaruh Harap pada Presiden
Nasib sejumlah guru honorer di Yogyakarta dewasa ini masih terkatung-katung dan belum diganjar dengan upah yang layak
Penulis: Miftahul Huda | Editor: Muhammad Fatoni
Bukan tanpa alasan, dalam beberapa tahun terakhir, Ardian menyebut, formasi yang dibuka cenderung sangat sedikit, terutama di daerah domisilinya.
"Kuota untuk PPPK guru nggak banyak, hanya beberapa saja yang dibuka, sekitar puluhan lah. Jadi, persaingannya ketat banget," cetusnya.
Sementara, Rubi, seorang mantan guru honorer di Yogyakarta yang kini sudah menyandang status PPPK, merasakan betul jurang kesenjangan tersebut.
Namun, ia pun tidak memungkiri, untuk menjadi PPPK, guru harus berjuang ekstra keras, lantaran persaingan yang cenderung sengit di proses seleksi.
"Ya karena persaingannya memang seketat itu, pernah merasakan pahitnya nggak lolos juga," jelasnya.
Ia menyebut, kehidupannya bersama keluarga perlahan semakin membaik sejak diterima sebagai guru PPPK beberapa tahun lalu.
Hanya saja, Rubi tidak melupakan masa-masa berat menekuni profesi guru honorer selama lebih dari 4 tahun, yang membuatnya nyaris putus asa.
"Sempat berpikir, apa kerja yang lain saja ya, karena memang gajinya nggak cukup buat hidup. Semoga ini jadi perhatian pemerintah," jelasnya. (*)
| Menanti Penetapan UMP DIY 2026 : Pemda Tunggu Petunjuk Pemerintah Pusat, Bulan Depan Diumumkan |
|
|---|
| Dorong Kesejahteraan Buruh, Serikat Pekerja dan Pemerintah Duduk Bareng Bahas UMP DIY 2026 |
|
|---|
| Pakar UGM Soroti Perlunya Kompromi antara Buruh dan Pengusaha dalam Penetapan UMP |
|
|---|
| Kebutuhan Makin Tinggi, Pekerja di Sleman Harap Upah Tahun Depan Naik |
|
|---|
| Jeritan Buruh di Jogja: Stop Normalisasi Upah Murah, UMP Rp2 Jutaan 'Cuma Numpang Lewat' |
|
|---|

Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.