Fenomena Live Streaming di Nol Kilometer Yogya, UPT Cagar Budaya: Pengamen tapi Metodenya Beda

Bermodal ponsel pintar dan koneksi internet yang stabil, para pengamen online kini menarik perhatian pengunjung dengan cara yang unik

Penulis: Hanif Suryo | Editor: Hari Susmayanti
Dok Instagram @wonderfuljogja
Tangkapan layar aktivitas live streaming di kawasan Titik Nol Kilometer Yogya, yang diunggah oleh akun instagram @wonderfuljogja, beberapa waktu lalu. 

TRIBUNJOGJA.COM - Bermodal ponsel pintar dan koneksi internet yang stabil, para pengamen online kini menarik perhatian pengunjung dengan cara yang unik.

Mereka bernyanyi, bermain musik, dan melakukan aksi kreatif lainnya sembari berharap mendapatkan donasi dari penonton virtual.

Fitur live streaming di TikTok memungkinkan interaksi langsung, menjadikan pengalaman ini semakin menarik bagi para pengguna.

Fenomena ini semakin marak di Yogyakarta, terutama di sekitar Benteng Vredeburg dan Titik Nol Kilometer Yogyakarta. Namun, kehadiran mereka tidak lepas dari kontroversi.

Plt Satpol PP DIY, Noviar Rahmad, menegaskan pentingnya menjaga ketertiban di kawasan cagar budaya ini.

“Kemarin kita sudah melakukan penertiban. Saat kami cek di sana pada hari Sabtu, lokasi tersebut ternyata kosong,” ungkap Noviar, Senin (4/11/2024).

Ia menambahkan, pihaknya berkomitmen untuk terus berkoordinasi dengan Satpol Kota Yogyakarta guna memantau perkembangan di lapangan.

"Hari ini juga kami akan cek lagi, apakah masih ada aktivitas yang mengganggu di sana," lanjutnya.

Baca juga: Pengemudi  Taksi Online di Gunungkidul jadi Korban  Pembegalan, Ini Kronologinya

Kawasan Benteng Vredeburg dan sekitarnya, yang merupakan salah satu cagar budaya yang dilindungi, diharapkan menjadi tempat yang nyaman bagi pejalan kaki dan wisatawan.

"Kalau di Titik Nol itu kan tempat yang steril, tidak boleh ada kegiatan kecuali memang misalnya pemberitahuan akan ada pertunjukan seni dan itu ada tempatnya," jelasnya.

Dengan semakin berkembangnya teknologi dan media sosial, munculnya pengamen dengan cara baru, seperti pertunjukan online, juga perlu dicermati.

“Kemajuan digital ini kadang tidak sejalan dengan kemajuan aturan. Sebenarnya, boleh saja berkreasi, tetapi harus di tempat yang tepat,” jelas Noviar.

Sebagai bagian dari upaya menjaga ketertiban, Noviar menekankan bahwa patroli akan dilakukan secara rutin.

Di tengah upaya penertiban ini, para pengamen dan seniman lainnya diharapkan dapat menemukan ruang yang sesuai untuk mengekspresikan kreativitas mereka tanpa mengganggu ketertiban umum.

Terpisah, Kepala UPT Cagar Budaya Yogyakarta, Ekwanto, mengungkapkan bahwa pihaknya telah menerima informasi mengenai kegiatan tersebut.

Halaman
12
Sumber: Tribun Jogja
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved