Pustral UGM: Integrasi Antarmoda Bisa Jadi Alternatif Solusi Transportasi Berkelanjutan

Riset Pustral UGM melihat faktor terbatasnya integrasi antarmoda transportasi di dalam memfasilitasi akses penumpang menjangkau transportasi publik.

Penulis: Ardhike Indah | Editor: Muhammad Fatoni
Dok. Istimewa
Pustral UGM 

Khususnya, dari sisi tingkat penggunaan angkutan umum, penghematan biaya perjalanan konsumen, hingga potensi penurunan emisi kendaraan bermotor pribadi.

Untuk itu, menurut Ikaputra, kolaborasi di antara penyedia layanan ride-hailing seperti Gojek dan penyelenggara transportasi publik seperti PT. Kereta Commuter Indonesia memiliki potensi yang sangat besar.

“Dengan hasil penelitian yang positif terhadap peningkatan minat masyarakat menggunakan transportasi publik ini, kedepannya, operator angkutan umum perlu untuk mempertimbangkan integrasi dan kerjasama dengan pihak swasta untuk dapat semakin meningkatkan tingkat penggunaan angkutan umum oleh masyarakat,” jelasnya.

Di sisi lain, kata dia, dukungan pemerintah terhadap solusi ini juga dibutuhkan mengingat konsep MaaS membutuhkan kolaborasi dari berbagai sektor dan aktor.

Dengan begitu, diperlukan sinkronisasi dan harmonisasi kebijakan sektor transportasi, jasa, keuangan, dan telekomunikasi yang harus dipenuhi.

Lebih lanjut, Ikaputra menjelaskan bahwa potensi integrasi serupa bisa dilakukan di daerah selain Jabodetabek. (*)

Sumber: Tribun Jogja
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved