Pustral UGM: Integrasi Antarmoda Bisa Jadi Alternatif Solusi Transportasi Berkelanjutan

Riset Pustral UGM melihat faktor terbatasnya integrasi antarmoda transportasi di dalam memfasilitasi akses penumpang menjangkau transportasi publik.

Penulis: Ardhike Indah | Editor: Muhammad Fatoni
Dok. Istimewa
Pustral UGM 

Laporan Reporter Tribun Jogja, Ardhike Indah

TRIBUNJOGJA.COM, SLEMAN - Pusat Studi Transportasi dan Logistik (Pustral) Universitas Gadjah Mada (UGM) merilis riset terbaru terkait keterpaduan moda transportasi dengan tempat asal/tujuan pengguna.

Adapun studi kasusnya merujuk pada layanan mobilitas terintegrasi dari Gojek, yakni layanan GoTransit, yang bertajuk Dampak GoTransit terhadap Sistem Transportasi.

Riset Pustral UGM melihat faktor terbatasnya integrasi antarmoda transportasi di dalam memfasilitasi akses penumpang menjangkau transportasi publik.

Ini dikenal juga dengan konsep First Mile Last Mile (FM/LM), sebagai kendala utama dalam meningkatkan penumpang transportasi publik.

Dalam riset ini, Pustral UGM melakukan pengumpulan data pada 13 Maret - 20 Juni 2023, yang dimulai dengan melakukan wawancara mendalam dengan para penyedia layanan dan regulator.

Kemudian, dilanjutkan dengan pengumpulan data melalui kuesioner dengan menargetkan masyarakat Jabodetabek yang sudah menggunakan layanan GoTransit, sebagai responden.

Pengumpulan data dilakukan secara survei daring dengan pendekatan simple random sampling, dengan margin of error 5 persen serta confidence level pada kisaran 90 persen.

Formulir survei terbagi dalam 3 kategori (kualitas layanan, kualitas pengalaman, dan dampak) dengan total responden penelitian pengguna GoTransit berjumlah 2.306 responden di wilayah Jabodetabek.

Setelah pengumpulan data, dilakukan Forum Group Discussion dengan para penyedia layanan maupun regulator.

Penelitian ini tak hanya melihat pola perjalanan, namun juga melihat lebih jauh mengenai aspek penilaian kinerja dan pentingya layanan, sekaligus manfaat yang dirasakan oleh pengguna.

Kepala Pustral UGM Ir. Ikaputra, M.Eng., Ph.D, menjelaskan integrasi sistem layanan dan akses angkutan umum yang masih dirasa belum memadai oleh para pengguna mendorong urgensi mengenai sistem transportasi yang berkelanjutan.

“Pengimplementasian konsep Mobility as a Service (MaaS), yakni integrasi dari, dan akses ke, layanan transportasi yang berbeda dalam satu tawaran mobilitas digital tunggal dapat menjadi solusi yang efektif dalam meningkatkan minat publik di dalam menggunakan angkutan umum,” jelasnya dalam keterangan resmi, Rabu (6/9/2023).

Oleh karena itu, Pustral UGM mengambil inisiatif untuk mendalami beragam solusi transportasi perkotaan di dunia.

Salah satunya adalah GoTransit sebagai fitur layanan integrasi dari Gojek yang menawarkan model integrasi pertama di Indonesia, yaitu antara layanan ride-hailing (layanan transportasi daring) serta angkutan umum dalam satu aplikasi.”

Dari penelitian Pustral UGM, muncul temuan menarik lain, diantaranya:

1. Minat masyarakat menggunakan transportasi publik meningkat

Peningkatan minat masyarakat dalam menggunakan transportasi publik, dilihat dari penurunan tingkat perjalanan langsung menggunakan kendaran bermotor pribadi sebesar 37,8 persen.

Angka ini juga diikuti oleh peningkatan penggunaan layanan Commuterline oleh pengguna Gojek sebesar 38,3 persen dari pola perjalanan sebelum menggunakan GoTransit.

2. GoTransit dianggap solusi perjalanan hemat

Terjadi penghematan rata-rata biaya pengeluaran transportasi masyarakat hingga 27 persen per trip perjalanan dibanding pola perjalanan sebelum menggunakan GoTransit.

Durasi perjalanan juga nilai lebih efisien, yaitu dengan rata-rata waktu perjalanan pengguna berkurang 15 persen dari pola perjalanan sebelumnya.

3. Digemari oleh kelompok pekerja dan pelajar

Penggunaan GoTransit didominasi oleh kelompok pekerja dan pelajar sebesar 58,9 persen menuju fasilitas perkantoran 43,9 persen, fasilitas pendidikan 15,0 persen, disusul oleh perjalanan menuju rumah teman/saudara (16,3 persen), serta sisanya menuju pusat transportasi umum dan sebaliknya.

4. Berkontribusi terhadap pengurangan emisi

Terjadi pengurangan emisi kendaraan bermotor pribadi maupun pengurangan kemacetan di jalan akibat peningkatan penggunaan transportasi publik.

Layanan GoTransit meningkatkan kontribusi penurunan emisi hingga 5.057 ton sepanjang tahun 2022.

5. Makin diminati dengan memanfaatkan GoRide dan GoCar sebagai FM/LM

Layanan transportasi dari Gojek seperti GoRide dan GoCar telah menjadi moda transportasi first mile dan last mile yang banyak digunakan oleh masyarakat dalam mengakses simpul transportasi.

Kolaborasi Gojek dengan pelaku transportasi publik dalam pelayanan GoTransit terbukti mampu memberikan dampak positif bagi masyarakat pengguna transportasi dan ekosistem transportasi secara umum.

Khususnya, dari sisi tingkat penggunaan angkutan umum, penghematan biaya perjalanan konsumen, hingga potensi penurunan emisi kendaraan bermotor pribadi.

Untuk itu, menurut Ikaputra, kolaborasi di antara penyedia layanan ride-hailing seperti Gojek dan penyelenggara transportasi publik seperti PT. Kereta Commuter Indonesia memiliki potensi yang sangat besar.

“Dengan hasil penelitian yang positif terhadap peningkatan minat masyarakat menggunakan transportasi publik ini, kedepannya, operator angkutan umum perlu untuk mempertimbangkan integrasi dan kerjasama dengan pihak swasta untuk dapat semakin meningkatkan tingkat penggunaan angkutan umum oleh masyarakat,” jelasnya.

Di sisi lain, kata dia, dukungan pemerintah terhadap solusi ini juga dibutuhkan mengingat konsep MaaS membutuhkan kolaborasi dari berbagai sektor dan aktor.

Dengan begitu, diperlukan sinkronisasi dan harmonisasi kebijakan sektor transportasi, jasa, keuangan, dan telekomunikasi yang harus dipenuhi.

Lebih lanjut, Ikaputra menjelaskan bahwa potensi integrasi serupa bisa dilakukan di daerah selain Jabodetabek. (*)

Sumber: Tribun Jogja
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved