Penutupan TPA Piyungan
Aturan Baru Pengambilan Sampah di Sleman, DLH Tidak Akan Ambil Sampah Jika Warga Tidak Pilah
DLH Sleman buat aturan baru pengambilan sampah di Sleman, sampah tidak akan diambil jika tidak dipilah-pilah.
Penulis: Alifia Nuralita Rezqiana | Editor: Joko Widiyarso
Warga biasa mencari rumput dan menanam cabai, sayur, dan pepohonan di sana.
Sementara itu, sebagian lahan TPA Piyungan rencananya akan dibuka kembali mulai Jumat (28/7/2023).
Namun, lahan di sana hanya akan menampung maksimal 200 ton sampah per hari.
Sampah yang tidak tertampung di TPA Piyungan, akan diletakkan di TPS sementara.
Lokasi TPS sementara masih dicari, namun menurut Kepala DLH Sleman, Epiphana Kristiyani, lokasinya akan tetap di Kapanewon Cangkringan.
Baca juga: Tanggapan Warga Soal Rencana TPS Sementara Jogja di Lahan Hijau Umbulharjo Cangkringan
Baca juga: Warga Karenggeneng Cangkringan Pasang Spanduk Protes Penolakan Tempat Penampungan Sampah Sementara
TPS sementara tetap di Cangkringan

Saat ditemui wartawan Tribunjogja.com, Kamis (27/7/2023), Kepala DLH Sleman Epiphana Kristiyani menerangkan, pihaknya sedang mencari lahan baru untuk TPS sementara, menggantikan lahan di Karanggeneng yang ditolak warga.
Menurutnya, ada beberapa alasan mengapa Cangkringan dipilih sebagai lokasi TPS sementara selama kurang lebih 2 bulan ke depan.
“Kenapa di Cangkringan? (Alasan) yang pertama, karena jauh dari pemukiman terutama untuk area-area bekas tambang, sangat jauh dari pemukiman,” ungkap Epiphana.
“Karena nanti, kalau saya mencari di tempat lain, akan ada dampak yang harus kita kelola yang lain, dan ini sulit. Mengelola dampak sosial itu sangat sulit,” katanya.
Ia mengatakan, pihak DLH Sleman terbantu dengan keputusan Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X yang memberikan Sultan Ground (tanah milik Keraton Yogyakarta) untuk dijadikan TPS sementara.
“Kebetulan kami dibantu. Pak Sultan ngendika (berkata) bahwa beliau sudah menyediakan tanah (Sultan Ground) di Cangkringan. Artinya, secara psikologis, masyarakat mungkin (akan menerima) ‘Ya, ini sudah dhawuh (perintah) Pak Sultan’,” ujar Epiphana.
“Artinya, saya sudah direduksi untuk masalah sosial, karena kemarin kan dalam proses kita memperoleh tempat yang pertama (TPS sementara di Karanggeneng) yang walaupun gagal, ini kan sebetulnya saya sudah dibantu Pak Lurah, bagaimana untuk menyadarkan masyarakat,” ungkapnya.
“Ini bukan perkara yang mudah lho itu. Kemudian lagi, kemarin kan kita sosialisasinya, pertama pada perangkat, kami harus (menjelaskan) kenapa Cangkringan, lalu apa-apa kan harus kita jelaskan, mereka (masyarakat Cangirngan) sudah menerima, sebagian orang (warga Cangkringan) itu sudah tahu,” terang Epiphana.
“Kemudian yang kedua kemarin sosialisasinya ke tokoh masyarakat. Artinya, sebetulnya proses untuk mendapat (restu dari masyarakat), mengelola dampak sosial, ini kan sudah kita mulai (di Cangkringan) dan di sana agak-agak baik (respons-nya),” kata Epiphana.
DLH Sleman
Cangkringan
sampah
sampah organik
sampah anorganik
Sultan Ground
Gubernur DIY
Sri Sultan Hamengku Buwono X
Karanggeneng
Umbulharjo
Penutupan TPA Piyungan
TPA Piyungan
Sekda DIY Minta Kabupaten/Kota Kurangi Produksi Sampah untuk Perpanjang Usia TPA Piyungan |
![]() |
---|
Belasan Ton Sampah Setiap Hari Menumpuk di Jalanan Kota Yogyakarta Selama Pembatasan TPA Piyungan |
![]() |
---|
Pemda DIY Lakukan Evaluasi Penanganan Sampah Jelang Kembali Dibuka TPA Piyungan |
![]() |
---|
Sri Sultan HB X Persilakan Kabupaten/Kota Sanksi Warga yang Bakar dan Buang Sampah Sembarangan |
![]() |
---|
FMSS Datangi DPRD DIY Pertanyakan Arah Kebijakan Pengelolaan Sampah |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.