Kasus Mutilasi di Sleman

RANGKUMAN Kronologi Kasus Mutilasi di Sleman, Mulai dari Korban Tak Pulang hingga Pelaku Ditemukan

Berikut rangkuman kronologis berita kasus mutilasi di Sleman. Dimulai dari korban yang tidak pulang-pulang, sampai saat pelaku ditemukan.

|
TRIBUNJOGJA.COM/Suluh Pamungkas
RANGKUMAN Kronologis Kasus Mutilasi di Sleman, Mulai dari Korban Tak Pulang sampai Pelaku Ditemukan 

Senin, 20 Maret 2023 adalah hari ketika jenazah A berhasil dievakuasi. Hari tersebut pula, jenazah A dimakamkan oleh pihak keluarga.

Seperti telah disebutkan sebelumnya, pada Senin (20/3/2023) pagi, jenazah A berhasil dievakuasi, kemudian dibawa ke RS Bhayangkara Polda DIY, di Jalan Raya Solo-Yogyakarta kilometer 14, Glondong, Tirtomartani, Kecamatan Kalasan, Kabupaten Sleman, DIY.

Pada pukul 02:00 WIB, Heri, ayah korban, dihubungi oleh Polsek Kraton. Ia diminta untuk menuju ke RS Bhayangkara.

“Dapat info jam dua pagi dari Polsek Kraton, terus saya disuruh ke RS Bhayangkara,” kata Heri saat ditemui wartawan Tribunjogja.com di rumah duka, Senin. 

“Sudah enggak enak aku, tak tanya kenapa A (apa yang terjadi pada A), ya udah pokoknya (diminta) ke sana, aduh ada apa ini,” tuturnya.

Pada kesempatan sama, Heri mengatakan bahwa A adalah anak pertama dari dua bersaudara.

A memiliki dua orang anak. Anak pertama berusia sekitar 8 tahun, sedangkan anak kedua berusia 1 tahun.

Menurut Heri, A adalah sosok ibu yang bertanggungjawab terhadap kedua anaknya.

Kerabat korban pembunuhan mutilasi membawa potret beserta batu nisan saat menghantar jenazah ke pemakaman, Senin (20/3/2023)
Kerabat korban pembunuhan mutilasi membawa potret beserta batu nisan saat menghantar jenazah ke pemakaman, Senin (20/3/2023) (TRIBUNJOGJA.COM/Miftahul Huda)

Saat ditemui wartawan, Heri dan keluarga merasa sangat terpukul atas kepergian sang putri dengan cara tragis.

Ia berharap, pelaku segera ditangkap pihak kepolisian.

“Ya pengennya cepet ketemu. Intinya kan itu masalahnya ya itu satu kendaraan belum ketemu, kedua HP, HP-nya dua, dua-duanya belum ketemu, ya itu paling diambil (pelakunya) itu enggak mungkin kalau enggak diambil,” kata Heri.

Lebih lanjut, menurut keterangan dari Heri, putrinya selama ini bekerja di Angkasa Pura bagian arsip.

Heri mengatakan, A sudah bekerja di sana sekira 4 - 5 tahun lamanya.

“Dia kerja di Angkasa Pura bagian arsip, sudah empat atau lima tahun lah. Ya, (kantor A) di Jalan Solo, kadang di Bandara YIA (Yogyakarta International Airport, Kulon Progo),” katanya.

Seperti disebutkan sebelumnya, Heri mengatakan bahwa A selalu berangkat kerja antara pukul 07:00 - 07:30 WIB.

“Kalau Sabtu enggak full (kerjanya). Biasanya untuk pergi ke mana kurang tahu, senengane dekne (kesenangan dia), gimana gak tahu, tapi dari dulu dia senengane (sukanya) makannya di warung Pakem, kulineran itu loh, dulu sama temen-temennya di sana,” ujar Heri.

“Kalau pulang kerja, ya pulang. Paling sama anaknya gojek-gojek (bercanda). Anaknya mau minta apa, baru keluar lagi,” imbuh Heri.

Keluarga korban mutilasi melakukan tabur bunga diatas makam korban, Senin (20/3/2023)
Keluarga korban mutilasi melakukan tabur bunga diatas makam korban, Senin (20/3/2023) (TRIBUNJOGJA/MIFTAHUL HUDA)

Kendati demikian, pernyataan Heri berbeda dari keterangan pihak Angkasa Pura.

Wartawan Tribunjogja.com menghubungi Stakeholder Relation Manager Bandara YIA, PT Angkasa Pura I, Ike Yutiane, pada Senin (20/3/2023).

Ike telah melakukan pengecekan, namun nama A tidak ada dalam daftar pegawai PT Angkasa Pura I.

“Kami telah melakukan pengecekan kembali terhadap daftar pegawai PT Angkasa Pura I YIA, baik pegawai tetap, maupun tenaga penunjang,” kata Ike.

“Bahwa berdasar pengecekan tersebut, tidak ada pegawai atas nama Ayu Indrawari yang tercatat sebagai pegawai AP I YIA,” ungkapnya.

Pada Senin (20/3/2023) sore, jenazah A dimakamkan di Makam Karangkajen, Brontokusuman, Mergangsan, Kota Yogyakarta, DIY.

Adapun pada Senin malam, pihak kepolisian menggeledah kos terduga pelaku. Di sana, polisi menemukan sepucuk surat yang ditulis oleh pelaku.

Selasa, 21 Maret 2023

Terduga pelaku pembunuhan A sudah ditangkap tim opsnal gabungan dari Polda Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) dan Polresta Sleman.
Terduga pelaku pembunuhan A sudah ditangkap tim opsnal gabungan dari Polda Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) dan Polresta Sleman. (IST)

Banyak fakta terungkap pada Selasa, 21 Maret 2023. 

Ada fakta tentang senjata yang digunakan pelaku, dugaan penyebab A meninggal dunia, dan terduga pelaku tunggal dalam kasus mutilasi ini tertangkap di Kabupaten Temanggung, Jawa Tengah.

“Tadi malam (Senin malam) kami melakukan penggeledahan kos terduga pelaku,” kata Kombes Pol Nuredy Irwansyah Putra, pada Selasa (21/3/2023).

“Kami mendapatkan bukti petunjuk berupa surat yang ditulis terduga pelaku, bahwasanya suratnya itu intinya adalah penyesalan, dan kemudian adanya tekanan berupa utang, yang mana pelaku ucapkan selamat tinggal kepada kenalannya (di surat itu),” ungkap Nuredy.

Sampai saat artikel ini ditulis, polisi belum mengungkapkan identitas dari pelaku.

Namun, video yang menampilkan pelaku sedang diwawancarai soal pembunuhan terhadap A, sudah viral tersebar luas di berbagai media sosial.

Video itu menampilkan sosok pelaku, pria berambut panjang ikal yang memakai kaos warna merah.

Lebih lanjut, pihak kepolisian mengungkapkan hasil olah tempat kejadian perkara (TKP) dan hasil pemeriksaan dokter forensik RS Bhayangkara.

Menurut keterangan dokter forensik, korban A meninggal dunia karena pendarahan.

Adapun pendarahan itu terjadi akibat adanya sayatan pada lehernya.

“Ada luka diduga akibat sayatan di bagian leher, yang mana luka tersebut sepanjang 20 sentimeter, lebar 4 sentimeter, kedalaman luka 9 sentimeter. (Luka inilah) yang mengakibatkan pendarahan dan korban meninggal,” ungkap Kombes Pol Nuredy Irwansyah Putra.

“Ada tujuh saksi yang sudah diperiksa. (Dalam kasus mutilasi ini) barang bukti yang diamankan, ada senjata tajam pisau komando, cutter, gunting dua, gergaji ada satu. Kemudian celana dan ransel dan lainnya,” kata Nuredy.

Setelah melakukan aksi keji pembunuhan disertai mutilasi, pelaku yang belum disebutkan identitasnya oleh polisi itu kabur dari wilayah Yogyakarta.

Selanjutnya, polisi berhasil mendeteksi keberadaan pelaku di rumah kerabatnya di Kabupaten Temanggung, Jawa Tengah.

Pelaku merupakan pria berusia 23 tahun yang sehari-hari bekerja mengurus tenda di kawasan Kabupaten Sleman, DIY.

Pelaku mengenal korban melalui media sosial, kemudian mendapatkan kontak korban.

Kepada polisi, pelaku mengaku membawa pisau, kemudian menyimpan pisau tersebut di balik selimut kamar penginapan.

Pisau itu disimpan di penginapan sebelum pelaku menjemput korban. 

Berdasarkan informasi yang dihimpun Tribunjogja.com, setelah berkomunikasi dengan korban, pelaku menjemput korban di kawasan Kota Yogyakarta menggunakan kendaraan bermotor.

Setelah itu, mereka pergi ke penginapan.

Pada akhirnya, pelaku menggunakan pisau yang telah ia siapkan, untuk mengakhiri hidup korban.

Pelaku membunuh korban, ketika keduanya berhubungan.

Hingga kini, polisi belum bisa menyampaikan informasi detail termasuk motif pembunuhan dan hubungan terduga pelaku dengan korban.

Pihak kepolisian masih akan melakukan pemeriksaan lebih lanjut dengan meminta keterangan dari tersangka yang akan dituangkan dalam Berita Acara Pemeriksaan (BAP).

Polisi mengatakan, dalam waktu cepat kasus mutilasi ini akan segera diungkapkan kepada publik. 

Anda bisa klik di sini untuk membaca berita terbaru dari kasus ini. (Tribunjogja.com/ANR)

Sumber: Tribun Jogja
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved