Pemkab Gunungkidul Siapkan Anggaran Rp650 Juta untuk Mitigasi Banjir Tahun Ini

Dana tersebut digunakan untuk revitalisasi luweng serta pengerukan sungai di kawasan perkotaan.

TRIBUNJOGJA.COM / Suluh Pamungkas
Berita Gunungkidul 

Laporan Reporter Tribun Jogja, Nanda Sagita Ginting 

TRIBUNJOGJA.COM, GUNUNGKIDUL - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Gunungkidul mengalokasikan Rp650 juta dari APBD Perubahan 2025 untuk mengantisipasi banjir tahun ini.

Dana tersebut digunakan untuk revitalisasi luweng serta pengerukan sungai di kawasan perkotaan.

Kepala Dinas Pekerjaan Umum, Perumahan Rakyat, dan Kawasan Permukiman (DPUPRKP) Gunungkidul, Rakhmadian Wijayanto, mengatakan salah satu fokus kegiatan adalah revitalisasi Luweng Gunung Ringin di Kalurahan Pacarejo, Kapanewon Semanu.

Tahun ini telah dibangun talud bronjong dengan menelan biaya sekitar Rp200 juta.

“Targetnya segera rampung dalam waktu dekat ini, mengingat sudah memasuki musim penghujan. Namun, untuk  penyelesaiannya terpaksa akan dilanjutkan tahun depan, karena anggaran yang terbatas. Tahun depan itu, untuk pembangunan talud dan drainasenya ,” kata Rakhmadian,  pada Senin (15/9/2025).

Selain itu, perbaikan juga dilakukan di Luweng Pasar Bintaos, Kalurahan Sidoharjo, Kapanewon Tepus.

Pekerjaan perbaikan drainase senilai Rp60 juta telah diselesaikan untuk mengatasi saluran air yang sering tersumbat.

“Selama ini, jika hujan datang air disekitar pasar akan menggenang karena tidak ada lagi tempat resapan air. Maka dari itu, dibangunkan drainase yang  diarahkan ke luweng agar genangan air bisa teratasi ketika hujan deras,” jelasnya.

Baca juga: Siklon Tropis 93S Picu Gelombang Tinggi, Nelayan di Gunungkidul Diminta Waspada 

Ia melanjutkan langkah pencegahan banjir turut diperkuat dengan pengerukan sedimentasi di sungai perkotaan Wonosari.

Kegiatan ini disertai pembangunan talud di sejumlah titik bantaran sungai guna memperlancar aliran air.

“Sebagian besar sungai mengalami pendangkalan, sehingga rawan meluap saat hujan deras. Karena itu, pengerukan dilakukan agar alirannya kembali normal,” pungkasnya.

Di sisi lain, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Gunungkidul mempertimbangkan untuk tidak memperpanjang status siaga darurat kekeringan yang berlaku sejak Maret hingga September 2025. 

Kepala Pelaksana BPBD Gunungkidul, Purwono, menyebut hal ini dipengaruhi kondisi kemarau basah.

Menurutnya, saat ini mulai  memasuki musim penghujan. 

Halaman
12
Sumber: Tribun Jogja
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved