Belajar dari Banjir Bandang Bali, Bagaimana Langkah Antisipasi yang Tepat?

Peristiwa ini kembali mengingatkan kita bahwa Indonesia sebagai negara tropis sangat rawan bencana hidrometeorologi salah satunya, banjir bandang.

Penulis: Tribun Jogja | Editor: Hari Susmayanti
Tribun Bali/Putu Supartika
Banjir di kawasan Jalan Nusa Kambangan Denpasar, Rabu 10 September 2025. Air Tukad Badung Bali Meluap Kawasan Jalan Nusa Kambangan Kebanjiran Setinggi Pinggang Orang Dewasa (Tribun Bali/Putu Supartika) 

TRIBUNJOGJA.COM - Bencana alam kembali melanda tanah air.

Pada Rabu, 10 September 2025, banjir bandang besar menghantam Denpasar dan beberapa wilayah di Bali.

Musibah ini menjadi sorotan nasional bahkan internasional, karena selain menimbulkan kerugian material, juga menelan korban jiwa.

Data BPBD Provinsi Bali per Kamis, 11 September 2025 mencatat 14 orang meninggal dunia, 16 orang luka-luka, 2 orang belum ditemukan dan 562 warga mengungsi. 

Fasilitas umum, seperti sekolah, musala, dan balai desa dialihfungsikan sebagai tempat penampungan sementara.

Peristiwa ini kembali mengingatkan kita bahwa Indonesia sebagai negara tropis sangat rawan bencana hidrometeorologi salah satunya adalah banji bandang.

Maka dari itu, penting untuk Anda memahami cara mengantisipasi banjir bandang agar dampaknya setidaknya dapat bisa diminimalisir.

Apa Penyebab Banjir Bandang

Dilansir dari Forestdigest.com, banjir bandang adalah banjir besar yang datang tiba-tiba, dengan arus deras, serta menghanyutkan benda-benda besar seperti kayu atau material tanah.

Tidak seperti banjir biasa yang relatif bisa diprediksi, banjir bandang sering muncul tanpa peringatan, bahkan meski hujan tidak terjadi di sekitar lokasi terdampak.

Hal ini bisa disebabkan oleh adanya bendungan alami di hulu sungai yang tiba-tiba jebol, tumpukan material longsoran, atau sumbatan akibat aktivitas manusia.

Karena sifatnya mendadak, banjir bandang lebih berbahaya dibanding banjir biasa.

Beberapa faktor utama yang memicu banjir bandang antara lain:

  • Curah hujan ekstrem dalam waktu singkat.
  • Kerusakan hutan akibat penebangan liar yang mengurangi daya serap tanah.
  • Sumbatan aliran sungai karena sampah atau material longsoran.
  • Perubahan tata guna lahan yang tidak terkontrol.
  • Drainase kota yang buruk, terutama di wilayah padat penduduk.

Fenomena banjir bandang di Bali menjadi bukti nyata bahwa kombinasi curah hujan tinggi, kerusakan ekosistem, dan buruknya tata kelola air bisa berakibat fatal.

Upaya Pencegahan Banjir Bandang

Mencegah banjir bandang tentu lebih baik daripada menanggulangi dampaknya.

Berikut beberapa langkah antisipasi yang dapat dilakukan adalah sebagai berikut:

  • Tidak membuang sampah sembarangan agar saluran air tidak tersumbat.
  • Menghijaukan kembali kawasan hulu sungai dan menjaga hutan dari penebangan liar.
  • Melakukan tebang pilih dan tebang tanam untuk menjaga keseimbangan lingkungan.
  • Mengatur tata kota dan tata ruang agar tidak membangun di daerah rawan banjir.
  • Meningkatkan kapasitas drainase perkotaan serta membuat saluran air bawah tanah.
  • Membuat lubang biopori dan sumur resapan untuk meningkatkan daya serap tanah.

Baca juga: Jumlah Korban Tewas Banjir Bali Terus Bertambah, Total 14 Korban Meninggal

Tips Siaga Menghadapi Banjir Bandang

Halaman
12
Sumber: Tribun Jogja
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved