“Kebetulan yang mengajukan adopsi cukup banyak, tapi anak yang bisa diadopsi yang terbatas. Kalaupun ada, tidak semua calon orang tua angkat mau mengadopsi, misalnya anak ini disabilitas. Saat ini yang antre untuk adopsi ada 90 keluarga, tetapi rata-rata anak yang disabilitas tidak dipilih,” bebernya.
Di sisi lain, pihaknya terus berupaya untuk memutus rantai kemiskinan pada anak. Maka bekal pendidikan itu penting. Bagi anak yang tidak diketahui orang tuanya maka akan diberikan pendidikan dan keterampilan sampai jenjang SMA/SMK. Balai juga akan membantu mencarikan pekerjaan dengan harapan itu bisa membantu anak-anak hidup mandiri.
Ia pun berharap peran masyarakat untuk melakukan deteksi dini jika ada permasalahan sosial, terlebih yang melibatkan anak. Agar masalah itu dapat cepat terselesaikan dan tidak ada lagi korban dari kalangan anak.
“Diperlukan peran masyarakat untuk mendeteksi. Kami telah bekerjasama dengan dinsos selain itu ada Tenaga Kesejahteraan Sosial Kecamatan (TKSK), karang taruna dan sebagainya. Ketika ada permasalahan dapat segera melapor ke kami melalui TKSK,” tandasnya.(nto)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.