Perang Rusia Vs Ukraina
Eks Tentara Prancis Minta Suaka ke Rusia, Saksi Kejahatan Perang Pasukan Ukraina
Adrien Bocquet, mantan tentara Prancis yang jadi relawan di Ukraina, mengajukan suaka ke Rusia. Adrien Bocquet ini saksi kejahatan perang Ukraina.
Penulis: Krisna Sumarga | Editor: Krisna Sumarga
TRIBUNJOGJA.COM, MOSKOW - Adrien Bocquet, mantan tentara Prancis yang pernah jadi relawan LSM di Ukraina, dikabarkan telah meminta suaka ke Rusia.
Adrien Bocquet sebelumnya mengaku telah menyaksikan kejahatan perang Ukraina dan selamat dari upaya pembunuhan oleh anasir intelijen Kiev di Istanbul, Turki.
Kabar ini disiarkan kantor berita RIA Novosti, Rabu (11/1/2023) waktu Moskow, mengutip sumber yang tidak disebutkan namanya yang mengetahui situasi tersebut.
Orang Prancis itu sebelumnya telah berulang kali melakukan perjalanan ke Ukraina dan Donbass dan mengklaim dia telah menyaksikan kejahatan perang yang dilakukan pasukan Ukraina.
“Seorang mantan prajurit Prancis, Adrien Bocquet, telah mendekati pihak berwenang Rusia dan meminta mereka untuk memberinya suaka politik,” kata sumber itu kepada RIA.
Ia menambahkan, permohonan suaka seharusnya diajukan pada pertengahan Desember. Pihak berwenang Rusia sejauh ini belum mengomentari perkembangan tersebut.
Baca juga: Polandia Akhirnya Akan Kirim Tank Leopard Buatan Jerman ke Ukraina
Baca juga: Yunani Kirim Ranpur BMP-1 ke Ukraina, Ditukar Marder dari Jerman
Baca juga: Pentagon Ingin Kirim Stryker ke Ukraina, Ranpur Modern Hadapi Perang Musim Semi
Baca juga: Prancis Pasok Tank AMX-10, AS Akan Kirim Ranpur Bradley ke Ukraina
Baca juga: Jerman Kirim Howitzer ke Ukraina, Bulgaria Pasok Senjata Ringan dan Peluru
Bocquet pertama kali melakukan perjalanan ke Ukraina sebagai sukarelawan yang mengirimkan bantuan kemanusiaan musim semi lalu.
Saat itu, dia dikabarkan mengunjungi Lviv dan Kiev serta pinggiran kota, termasuk kota Bucha yang meninggalkan kisah mengerikan.
Kiev menuduh pasukan Rusia melakukan pembunuhan massal terhadap warga sipil di kota itu, yang ditarik pasukan Rusia pada akhir Maret. Moskow berulang kali membantah semua tuduhan itu.
Setelah kembali ke Prancis pada Mei 2022, Bocquet memberikan wawancara kepada Radio Sud Prancis.
Di wawancara itu dia mengaku telah menyaksikan pelecehan tawanan perang Rusia di tangan tentara Ukraina.
Orang Prancis itu menuduh tentara Ukraina menyiksa dan membunuh warga sipil dan mengklaim media Prancis menyembunyikannya.
Dia juga mengatakan dia sendiri ditahan oleh tentara Ukraina selama sepuluh jam.
Musim panas lalu, dia mulai melakukan perjalanan ke wilayah Donbass yang dikendalikan oleh pasukan Rusia dan milisi lokal.
Sembari itu, ia menerbitkan laporan tentang situasi di lapangan di saluran Telegramnya.
Di sana, dia menulis senjata seperti howitzer Caesar, yang dipasok Prancis ke Ukraina, akhirnya melukai warga sipil di Donbass.
Pada Oktober, Bocquet mengklaim dia diserang oleh militan yang terkait dengan Dinas Keamanan Ukraina (SBU) di Istanbul.
Orang Prancis itu juga menerbitkan foto dirinya berbaring di tempat tidur dengan beberapa luka yang terlihat di wajah dan satu tangannya.
Keesokan harinya, Kementerian Luar Negeri Prancis menerbitkan pernyataan yang mengatakan tidak memiliki informasi tentang insiden tersebut.
Bocquet sejauh ini belum mengomentari permohonan suaka yang dilaporkannya.
Rusia tercatat pernah menerima permintaan suaka dari tokoh yang paling diburu intelijen Amerika. Dia adalah Edward Snowden.
Mantan petugas CIA dan Badan Keamanan Nasional (NSA) Edward Snowden akhirnya menerima paspor Rusia setelah diberikan kewarganegaraan oleh Presiden Vladimir Putin.
Menurut pengacara Snowden, Anatoly Kucherena, yang berbicara dengan Interfax, pelapor juga telah mengambil sumpah yang diamanatkan undang-undang untuk menjadi warga negara Rusia.
Kucherena mencatat karena Snowden sekarang memegang paspor Rusia, dia tidak dapat diekstradisi secara legal ke negara asing mana pun yang mengajukan tuntutan terhadapnya.
Di AS, di mana dia dituduh melakukan spionase dan pencurian properti negara.
Ketika Snowden diberikan kewarganegaraan pada akhir September, muncul kekhawatiran pelapor sekarang dapat direkrut menjadi tentara Rusia dan dikirim untuk berperang di Ukraina.
Pengacaranya, bagaimanapun, telah menjelaskan meskipun Snowden sekarang secara teknis adalah warga negara Rusia usia militer, dia tidak memenuhi syarat untuk mobilisasi karena dia tidak pernah bertugas di tentara Rusia.
Pada 2013, Snowden membocorkan sejumlah besar dokumen rahasia yang mengungkapkan operasi pengawasan NSA yang luas, yang menargetkan warga sipil Amerika dan mengumpulkan data komunikasi elektronik dan catatan telepon mereka.
Pengungkapannya memicu perdebatan nasional tentang pengawasan pemerintah dan memimpin pengadilan banding AS untuk menyatakan program NSA melanggar hukum.
Ketika file yang bocor diposting di sejumlah media, Washington segera mencabut kewarganegaraan AS Snowden, menjadikannya individu tanpa kewarganegaraan secara de facto.
Dia awalnya mencoba melarikan diri dari Hong Kong ke Amerika Latin, tetapi terdampar saat singgah di Bandara Sheremetyevo Moskow, tempat dia akhirnya tinggal selama lebih dari sebulan.
Akhirnya dia diberikan suaka di Rusia, di mana dia tinggal sampai hari ini.
Pada 2017, Snowden menikah dengan pemain akrobat dan blogger Amerika Lindsay Mills di Moskow.
Keduanya sejak itu memiliki seorang anak, yang secara otomatis menerima kewarganegaraan Rusia.
Kucherena mengatakan Mills sekarang juga sedang mengumpulkan dokumen untuk mengajukan paspor Rusia.(Tribunjogja.com/RussiaToday/xna)
| Putin : Penyabot Ukraina Serang Warga Sipil di Bryanks Rusia |
|
|---|
| Petempur PMC Wagner Kibarkan Bendera di Jantung Kota Bakhmut |
|
|---|
| Serangan Massal Drone ke Krimea Gagal, 10 Drone Ukraina Ditembak Jatuh Rusia |
|
|---|
| Pasukan Ukraina Bakal Segera Mundur dari Artemovsk/Bakhmut |
|
|---|
| Rusia Tembak Jatuh Drone Ukraina yang Serang Krasnodar dan Adygea |
|
|---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.