Konflik Rusia Vs Ukraina
Jerman Kirim Howitzer ke Ukraina, Bulgaria Pasok Senjata Ringan dan Peluru
Pemerintah Jerman setuju mengirim howitzer baru yang beroperasi otomatis ke Ukraina. Sementara Bulgaria akan memasok senjata ringan dan peluru ke Kiev
Penulis: Krisna Sumarga | Editor: Krisna Sumarga
TRIBUNJOGJA.COM, BERLIN - Pemerintah Jerman telah mengkonfirmasi pengiriman 18 unit howitzer self-propelled RCH 155 ke Ukraina.
Howitzer canggih itu adalah tambahan paling menonjol dalam pembaruan terakhir pada daftar peralatan militer Jerman yang dikirim atau dalam proses pengiriman ke pasukan Kiev.
Pemerintah Jerman akan mendanai penjualan $227 juta, termasuk pelatihan, suku cadang, dan amunisi. Pengiriman diharapkan memakan waktu setidaknya 30 bulan dari Desember 2022.
Penjualan tersebut pertama kali dilaporkan outlet berita Jerman Die Welt pada 17 September. Konfirmasi Berlin muncul pada 8 Desember 2022.
Saat itu Jerman setuju memasok Ukraina dengan howitzer RCH-155 yang diproduksi oleh perusahaan pertahanan Kraus-Maffei Wegmann (KMW).
Baca juga: Ulasan Pakar Geopolitik, Militer Jerman Bersiap Hadapi Perang Lawan Rusia
Baca juga: Rusia Siapkan Serangan Baru jika NATO Pasok Rudal Patriot ke Ukraina, Ini Sasarannya
Baca juga: 16 Senator AS Tekan Pemerintahan Joe Biden Kirim Drone Tempur Grey Egale ke Ukraina
RCH-155 didasarkan pada sasis beroda dari kendaraan lapis baja multiperan Boxer 8×8.
Bagian belakang RCH-155 dilengkapi dengan menara yang dioperasikan dari jarak jauh yang dipersenjatai dengan meriam Rheinmetall L52 155 mm.
Howitzer dapat membawa total 30 butir amunisi dan mampu menembakkan semua peluru standar NATO 155 mm.
Ia dapat menembakkan peluru per menit hingga jarak hingga 40 kilometer dengan amunisi standar.
Jangkauan yang ditingkatkan hingga 56 kilometer dimungkinkan dengan Proyektil Artileri Jarak Jauh (VLAP).
Howitzer didasarkan pada teknologi yang digunakan dalam Panzerhaubitze 2000 KMW, yang telah dipasok ke Ukraina oleh Jerman, Belanda, dan Italia.
Jerman dan negara-negara NATO lainnya telah memasok Ukraina dengan lebih dari 350 howitzer sejak awal operasi militer khusus Rusia di negara itu.
Meskipun demikian, pasukan Kiev masih dikalahkan oleh pasukan rudal dan artileri Rusia.
Pada 9 Desember, Bulgaria menyetujui paket bantuan militer pertamanya ke Ukraina.
Majelis Nasional Bulgaria memberikan suara 148-46 dengan satu abstain mendukung senjata untuk rezim Kiev setelah berbulan-bulan berlangsung pertengkaran politik terkait masalah itu.