Penanganan Covid
Ge-Nose, Alat Screening Covid-19 Buatan UGM Diuji Coba di RSLKC Bantul
Ketua Tim Uji Klinis Ge-Nose C19, Dian Kesumapramudya Nurputra mengatakan, RSLKC di Bantul dipilih sebagai lokasi uji coba karena
Penulis: Ahmad Syarifudin | Editor: Kurniatul Hidayah
TRIBUNJOGJA.COM, BANTUL - Rumah Sakit Lapangan Khusus Covid-19 (RSLKC) di Bambanglipuro, Kabupaten Bantul menjadi salah satu Rumah Sakit yang menguji-coba Ge-Nose.
Sebuah alat screening Covid-19 melalui embusan nafas.
Sebelumnya, alat yang dikembangkan oleh tim peneliti dari Universitas Gadjah Mada (UGM) itu telah menjalani uji diagnostik di RSUP Dr Sardjito Yogyakarta.
Pemilihan RSLKC di Bantul sebagai lokasi pengujian selanjutnya bukan tanpa alasan.
Ketua Tim Uji Klinis Ge-Nose C19, Dian Kesumapramudya Nurputra mengatakan, RSLKC di Bantul dipilih sebagai lokasi uji coba karena menjadi salah satu rumah sakit rujukan.
Apalagi jumlah pasien di rumah sakit yang berada di Bambanglipuro itu selalu banyak. Pasien yang dirawat pun heterogen.
Baca juga: Upah Minimum 2021 Tetap, Pakar Pembangunan Sosial UGM Sebut Beban Buruh Tambah Berat
Bukan hanya dari kota Yogyakarta, tetapi ada juga yang berasal dari Semarang dan Papua. "Sehingga kalau mengambil (sampel) di RSLKC, karakteristik nafas dari masing-masing etnis paling tidak bisa terwakili,” ujar dia, selasa (27/10/2020).
Menurut Dian, jumlah pasien yang heterogen itu akan menjadi salah satu faktor utama pengujian GeNose.
Sebab, dengan beragam latar belakang pasien yang diuji, maka akan lebih memperkuat hasil riset sehingga dapat memenuhi standar medis yang ada.
Selain di RSLKC, tim GeNose dari UGM juga menjalin kerjasama dengan delapan RS lain di Yogyakarta.
Tujuannya, untuk terus melatih otak mesin GeNose.
Berdasarkan perhitungan statistik, kata dia, dibutuhkan sedikitnya 1.600 orang.
Masing-masing menjalani dua kali pemeriksaan sampel sehingga didapatkan 3.200 sampel napas untuk diuji oleh GeNose.
"Pengambilan sampel 1.600 orang ditargetkan selesai tiga Minggu," terangnya.
Baca juga: Jelang Libur Panjang, Pemkot Yogya Operasikan Pos Scan QR Code Sementara
Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Bantul Agus Budi Raharja mengaku senang RSLKC Bambanglipuro ikut dilibatkan dalam proses uji diagnostik GeNose.
Menurutnya, GeNose merupakan karya anak bangsa yang inovatif.
Kehadirannya, diharapkan dapat semakin mendukung pelacakan Covid-19 di Bantul.
Sehingga ekonomi akan dapat segera pulih.
"Cita-citanya, bukan hanya kesehatan tapi untuk pemulihan ekonomi. Ini karya anak bangsa inovatif, agar bangsa bisa segera pulih menghadapi pandemi," ujarnya.
Di RSLKC Bambanglipuro selama tiga pekan, Ge-Nose nantinya akan digunakan untuk screening orang ataupun keluarga yang melakukan kontak erat dengan pasien positif.
Baca juga: Polemik Pengelolaan Sampah di Yogya Tak Kunjung Usai, DPD RI Sebut Perlu Dievaluasi
Agus berharap, Ge-Nose segera memenuhi standar uji laboratorium dan satu level dengan metode swab PCR.
"Kalau itu benar terwujud, akan sangat membantu,” ucapnya. Sebab hanya dibutuhkan waktu sekitar tiga menit saja untuk menguji pasien. Sehingga akan sangat membantu proses tracing dan penanganan akan lebih mudah serta efektif.
Murah dan Cepat
Ge-Nose saat ini masih dalam proses uji coba untuk lebih banyak membaca pola nafas.
Dian mengatakan, Ge-Nose saat ini memang terlalu dini untuk bisa dikatakan diagnostik utama Covid-19.
Sebab masih butuh proses pengujian head to head dengan Polymerase chain reaction (PCR), sampai menemukan perbandingan yang setara.
Setelah uji coba rampung, Ge-Nose rencananya akan dipasarkan secara massal. Harga jual alat tersebut sekitar Rp 70 juta.
Baca juga: BREAKING NEWS: Gunung Merapi Alami Gempa Guguran Malam Ini
Salah satu keunggulan yang dimiliki Ge-Nose, kata Dian, adalah kecepatan waktu.
Sekali pemeriksaan hanya membutuhkan waktu 3 menit dan hasilnya saat itu juga langsung bisa diketahui.
Sementara per sekali pemeriksaan, hanya membutuhkan alat kantong napas seharga Rp 10 ribu - Rp 15 ribu.
Hal ini diakuinya lebih murah, jika dibanding dengan tes swab PCR.
"Jadi nanti pasien sekali periksa itu hanya sekitar Rp 20 ribu sampai Rp 25 ribu saja," jelasnya. (Rif)
Catatan Redaksi: Bersama kita lawan virus corona. Tribunjogja.com mengajak seluruh pembaca untuk selalu menerapkan protokol kesehatan dalam setiap kegiatan. Ingat pesan ibu 3M:
- Wajib Memakai masker
- Wajib Menjaga jarak dan menghindari kerumunan
- Wajib Mencuci tangan dengan sabun