Kulon Progo Jadikan Kampus sebagai Think Tank Baru: 322 Riset PTS Siap Dorong Transformasi Daerah

Pemerintah Kabupaten Kulon Progo mulai mengarahkan strategi pembangunan daerah dengan pendekatan berbasis riset.

Penulis: Hari Susmayanti | Editor: Hari Susmayanti
Dok Istimewa
Focus Group Discussion (FGD) kolaborasi riset antara Perguruan Tinggi Swasta (PTS) dan LLDIKTI Wilayah V Yogyakarta yang digelar pada Selasa (12/11) di FRC Universitas Gadjah Mada. 

TRIBUNJOGJA.COM, KULON PROGO — Pemerintah Kabupaten Kulon Progo mulai mengarahkan strategi pembangunan daerah dengan pendekatan berbasis riset

Langkah ini mengemuka dalam Focus Group Discussion (FGD) kolaborasi riset antara Perguruan Tinggi Swasta (PTS) dan LLDIKTI Wilayah V Yogyakarta yang digelar pada Selasa (12/11) di FRC Universitas Gadjah Mada.

Dalam forum tersebut, LLDIKTI Wilayah V menegaskan pentingnya menjadikan PTS bukan sekadar lembaga pendidikan, tetapi mitra strategis pemerintah dalam memecahkan persoalan daerah lewat riset yang aplikatif. 


Pendekatan ini disebut sebagai lompatan untuk memastikan hasil penelitian lebih relevan dengan kebutuhan warga dan tantangan lapangan.


Dorongan itu menghasilkan respons masif dari kampus. 


Sebanyak 322 rumusan riset kolaboratif tercatat lahir dari 46 PTS binaan LLDIKTI Wilayah V


Penelitian tersebut menyasar tujuh sektor strategis, mulai energi, kesehatan, pariwisata, pendidikan, pertanian, UMKM, hingga tata kelola pemerintahan. 

Focus Group Discussion (FGD) kolaborasi riset antara Perguruan Tinggi Swasta (PTS) dan LLDIKTI Wilayah V Yogyakarta yang digelar pada Selasa (12/11) di FRC Universitas Gadjah Mada.
Focus Group Discussion (FGD) kolaborasi riset antara Perguruan Tinggi Swasta (PTS) dan LLDIKTI Wilayah V Yogyakarta yang digelar pada Selasa (12/11) di FRC Universitas Gadjah Mada. (Dok Istimewa)


Dua perguruan tinggi mencatat produktivitas tertinggi, yakni Universitas Madani dengan 49 proposal dan STIKES Surya Global dengan 41 proposal.


Direktur Jenderal Riset dan Pengembangan Kemdiktisaintek, Dr. Fauzan Adziman, S.T., M.Eng., melihat dinamika ini sebagai contoh praktik baik yang sejalan dengan arah kebijakan riset nasional 2026.


Ia menekankan bahwa kolaborasi riset semacam ini membuktikan bagaimana penelitian dapat menjadi alat nyata pembangunan daerah sekaligus memperkuat daya saing bangsa.


Dari pihak pemerintah daerah, Asisten Administrasi Umum Sekda Kulon Progo, Eko Wisnu Wardhana, S.E., menyampaikan apresiasi atas keterlibatan kampus dalam menyediakan data dan solusi berbasis kebutuhan riil masyarakat. 


Menurutnya, keberadaan kampus sebagai penyedia pengetahuan dan teknologi memberi nilai tambah besar bagi pemerintah dalam merumuskan kebijakan.

Usai sesi pembukaan, FGD berlanjut dengan pertemuan teknis antara peneliti PTS dan perangkat daerah.


Forum ini menjadi ruang penyelarasan antara kapasitas penelitian kampus dengan persoalan yang dihadapi masing-masing OPD.


LLDIKTI Wilayah V berharap kolaborasi tersebut tidak berhenti sebagai agenda tahunan, melainkan menjadi pola kerja berkelanjutan yang mendukung RPJMD Kulon Progo 2025–2029. Dengan pendekatan ini, pemerintah daerah menempatkan PTS sebagai “mesin inovasi” dalam membangun Kulon Progo yang inklusif, berkelanjutan, dan berorientasi pada ilmu pengetahuan.

 

Sumber: Tribun Jogja
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved