FIKOM UMBY Raih Akreditasi Unggul, Luncurkan Program Belajar Gratis dan Duta Literasi Digital

Ringkasan Berita:

• Fakultas Ilmu Komunikasi dan Multimedia Universitas Mercu Buana Yogyakarta (FIKOM UMBY) berbagi ilmu lewat dua program unggulan—Communication Pre-University Program dan Duta Literasi Digital—bagi pelajar dan masyarakat umum di seluruh Indonesia.
• Melalui Communication Pre-University Program, FIKOM UMBY membuka kesempatan bagi masyarakat luas untuk belajar Ilmu Komunikasi secara daring dan gratis. 

TRIBUNJOGJA.COM - Capaian akreditasi “Unggul” tak membuat Fakultas Ilmu Komunikasi dan Multimedia Universitas Mercu Buana Yogyakarta (FIKOM UMBY) berpuas diri. Sebaliknya, pencapaian itu menjadi titik awal untuk berbagi ilmu lewat dua program unggulan—Communication Pre-University Program dan Duta Literasi Digital—yang ditujukan bagi pelajar dan masyarakat umum di seluruh Indonesia.

Peluncuran dua program tersebut berlangsung di Ruang Auditorium Kampus 3 UMBY pada Rabu (5/11/2025), bersamaan dengan acara tasyakuran atas hasil akreditasi Program Studi Ilmu Komunikasi yang meraih predikat “Unggul”. 

Acara ditandai dengan prosesi pemotongan pita oleh Rektor UMBY, Dr. Ir. Agus Slamet, S.TP., M.P., MCE., dan Dekan FIKOM, Dr. Didik Haryadi S., S.I.Kom., M.A., sebagai simbol dimulainya penyelenggaraan dua program inovatif tersebut.

Belajar gratis

Melalui Communication Pre-University Program, FIKOM UMBY membuka kesempatan bagi masyarakat luas untuk belajar Ilmu Komunikasi secara daring dan gratis. 

Program ini memberikan pengalaman belajar layaknya perkuliahan universitas—mulai dari dasar-dasar komunikasi, strategi media digital, hingga keterampilan komunikasi kreatif.

“Communication Pre-University Program ini merupakan bentuk komitmen FIKOM UMBY untuk menyebarluaskan ilmu pengetahuan, khususnya di bidang Ilmu Komunikasi, kepada masyarakat luas. Kami berharap program ini dapat memberikan dampak positif dan inspiratif bagi peserta agar lebih siap menghadapi dunia akademik dan profesional di masa depan,” ujar Dr. Rila Setyaningsih, S.Kom.I., M.S.I., Kepala Program Studi Ilmu Komunikasi UMBY.

Program ini juga memberikan pengalaman interaktif melalui kelas virtual, sesi mentoring, dan praktik komunikasi digital. Peserta yang menyelesaikan seluruh rangkaian kegiatan akan memperoleh sertifikat resmi sebagai bukti partisipasi dan penguasaan kompetensi dasar di bidang komunikasi.
Menurut Rila, program ini terbuka untuk siapa pun tanpa biaya pendaftaran. 

“Program ini terbuka untuk umum dan tidak dipungut biaya. Seluruh peserta akan mendapatkan akses kelas virtual, modul pembelajaran, serta sertifikat resmi dari Fakultas Ilmu Komunikasi dan Multimedia UMBY,” jelasnya.

Duta Literasi Digital untuk SMA/SMK

Selain Pre-University Program, FIKOM UMBY juga memperkenalkan Program Duta Literasi Digital, yang ditujukan bagi siswa SMA/SMK sederajat di seluruh Indonesia. Program ini berfokus pada peningkatan kemampuan literasi digital agar generasi muda lebih cerdas, kritis, dan bijak dalam menggunakan media digital.

Melalui program ini, para Duta Literasi diharapkan menjadi agen perubahan yang mampu menularkan nilai-nilai penggunaan media digital secara sehat dan bertanggung jawab di lingkungannya.

Dekan FIKOM, Dr. Didik Haryadi, menyampaikan bahwa dua program ini merupakan langkah strategis fakultas dalam memperluas akses pendidikan sekaligus memperkuat peran kampus di era transformasi digital.

“Kami sebagai institusi pendidikan hadir sebagai wadah untuk memperluas ilmu dan pengetahuan bagi masyarakat luas. Melalui kegiatan pelatihan, kampanye, dan pendampingan diharapkan mampu menjadi agen perubahan yang mendorong penggunaan media digital secara produktif dan etis,” ujarnya.

Komitmen UMBY terhadap Inklusi Pendidikan
Dukungan juga datang dari Rektor UMBY, Dr. Agus Slamet, yang menilai kedua program ini sejalan dengan visi universitas sebagai kampus yang adaptif dan inklusif.

“Peluncuran dua program ini sejalan dengan semangat UMBY sebagai kampus yang adaptif terhadap perubahan zaman. Kami ingin UMBY tidak hanya menjadi pusat pendidikan tinggi, tetapi juga pusat penyebaran ilmu pengetahuan dan literasi digital yang inklusif bagi masyarakat,” tutur Agus.