Hasil Panen Cabai di Trisik Kulon Progo Anjlok Hingga 60 Persen Akibat Serangan Penyakit

Serangan penyakit akibat curah hujan tinggi membuat hasil panen cabai di Trisik, Kulon Progo, menjadi anjlok

Penulis: Alexander Aprita | Editor: Muhammad Fatoni
TRIBUN JOGJA/Alexander Ermando
ANJLOK - Tumpukan cabai merah keriting yang dipisahkan oleh petani karena kondisinya kurang layak di Kalurahan Banaran, Kapanewon Galur, Kulon Progo, Kamis (13/11/2025). 

Ringkasan Berita:
  • Hasil panen cabai petani di Trisik, Kulon Progo, anjlok akibat tanaman terserang penyakit
  • Penyakit yang menyerang tanaman cabai disebabkan akibat curah hujan yang tinggi
  • Harga cabai pun anjlok karena kondisi cabai yang kurang bagus

 

TRIBUNJOGJA.COM, KULON PROGO - Hasil panen cabai merah keriting di kawasan Pantai Trisik, Kalurahan Banaran, Kapanewon Galur, Kulon Progo menurun drastis di tahun ini.

Serangan penyakit akibat curah hujan tinggi jadi penyebabnya.

Dukuh Sidorejo di Kalurahan Banaran, Jaka Samudra mengatakan hasil panen cabai kali ini anjlok hingga 60 persen dibandingkan tahun sebelumnya.

"Tahun lalu, rata-rata hasilnya 40 sampai 50 ton sehari, sekarang cuma 15 sampai 20 ton sehari," kata Jaka ditemui pada Kamis (13/11/2025).

Anjloknya hasil panen cabai dipicu oleh faktor cuaca hujan yang terus-menerus mengguyur.

Tanaman cabai pun rentan terserang penyakit karena kelembaban udara menjadi tinggi akibat hujan.

Menurut Jaka, ada 3 jenis penyakit yang banyak menyerang tanaman cabai.

Antara lain, penyakit kuning, jamur atau fusarium, dan serangan ulat pada buah cabai dan membuatnya rontok karena busuk sebelum panen.

"Selain itu harganya sekarang ini jadi turun drastis sehingga petani tidak bisa balik modal," ujarnya.

Jaka mengatakan harga cabai merah keriting di tingkat petani sempat menyentuh kisaran Rp 38 ribu per kilogram pada Rabu (12/11/2025).

Namun malam harinya hingga hari ini, harganya turun jadi Rp 28 ribu per kg.

Baca juga: Terdampak Hujan, Sejumlah Lahan Petani Cabai di Gadingsari Bantul Terendam Banjir

Para petani pun sudah berupaya keras agar tanaman cabai tetap selamat dari serangan penyakit.

Seperti dengan menyemprotkan obat-obatan yang mencegah penyebaran penyakit.

"Sekarang ini tanamannya mau tidak mau yang dipertahankan dulu sampai (cabai) habis," jelas Jaka.

Sumber: Tribun Jogja
Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved