Melalui perspektif neuroscience yang dijelaskan oleh Dr. Aisha Dahlan, masyarakat dapat memperoleh pemahaman yang lebih dalam tentang bagaimana otak laki-laki dan perempuan bekerja serta bagaimana pemahaman ini dapat diterapkan dalam membangun hubungan rumah tangga yang lebih sehat dan harmonis.
Secara keseluruhan, dakwah "Perbedaan Persepsi Pria dan Wanita" di Rumiil Al-Hilya menawarkan wacana kesetaraan gender yang kontekstual dan berimbang. Narasi yang menyatukan nilai ilmiah dan spiritual memberikan fondasi yang kuat untuk membangun dialog kesetaraan yang harmonis di masyarakat.
Namun, penyeimbangan antara pengakuan perbedaan dan penguatan kesetaraan harus terus dijaga agar dakwah mampu menjadi agen perubahan positif yang tidak hanya mengakomodasi perbedaan, tetapi juga mengangkat martabat dan peran aktif seluruh gender secara adil. (*)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.