Probiotik Lokal Masih Terlupakan, Prof Trisye UGM: Kesehatan Usus Tak Boleh Diabaikan

Prof. Trisye menjelaskan bahwa mikrobiota usus tidak hanya memengaruhi pencernaan, tetapi juga kesehatan organ lain

Editor: Hari Susmayanti
Dok Tribun Jogja
JEJAK HIJAU : Ketua PUI-PT Probiotik, Pusat Studi Pangan dan Gizi (PSPG) UGM, Prof. Dr. Ir. Endang Sutriswati Rahayu, M.S., saat menjadi narasumber podcast Jejak Hijau yang tayang Rabu (27/8/2025) 

TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Podcast Jejak Hijau menghadirkan Prof. Dr. Ir. Endang Sutriswati Rahayu, M.S., atau yang akrab disapa Prof. Trisye, Ketua PUI-PT Probiotik PSPG UGM.

Dalam tayangan bertajuk “Probiotik Lokal, Potensi Besar yang Masih Dilupakan”, ia menyoroti peran mikrobiota usus bagi kesehatan tubuh.

Menurut Prof. Trisye, isu kesehatan usus kerap luput dari perhatian masyarakat.

Padahal, mikroorganisme yang jumlahnya triliunan hidup di dalam usus dan berperan penting dalam menjaga keseimbangan metabolisme tubuh.

“Kita sebetulnya tidak hidup sendiri, tetapi bersama makhluk kecil yang jumlahnya triliunan di usus kita. Mereka membantu mencerna sisa makanan dan menghasilkan metabolit serta vitamin penting untuk kesehatan,” ungkapnya.

Ia menambahkan, asupan makanan yang dikonsumsi sehari-hari akan memengaruhi kondisi mikrobiota usus.

Pola makan sehat membuat mikrobiota baik berkembang, sedangkan pola makan sembarangan justru memicu munculnya mikroba patogen penyebab penyakit.

“Kalau mikrobiota diberi makanan sehat, mereka akan bahagia dan menghasilkan metabolit yang mendukung kesehatan tubuh. Sebaliknya, jika asupan sembarangan, mikrobiota baik bisa terganggu dan mikroba jahat lebih dominan,” jelasnya.

Baca juga: Kunci Efektivitas Program Makanan Bergizi Gratis: Bahan Lokal dan Evaluasi Terukur

Lebih jauh, Prof. Trisye menjelaskan bahwa mikrobiota usus tidak hanya memengaruhi pencernaan, tetapi juga kesehatan organ lain.

Ia menyebut hubungan ini sebagai gut microbiota-brain axis yang berkaitan erat dengan kesehatan otak.

“Beberapa bakteri mampu menghasilkan komponen yang penting bagi otak. Jadi peran mereka besar dalam menjaga keseimbangan, mulai dari paru-paru hingga sistem saraf,” ujarnya.

Penelitian tentang mikrobiota usus ini telah dilakukan sejak 2015 bersama Universitas Kyushu Jepang.

Kolaborasi tersebut mengkaji pengaruh pola makan berbasis karbohidrat di Indonesia dan protein hewani di Jepang, Korea, serta China.

“Jenis mikrobiota berbeda sesuai pola makan masing-masing bangsa, meski sama-sama mendukung kesehatan. Saat ini kami juga meneliti dampaknya pada usia lanjut,” terang Prof. Trisye.

Podcast Jejak Hijau sendiri dikenal dengan tagline “Menelusuri Dampak, Menyuarakan Harapan”, dan melalui episode ini kembali mengangkat pentingnya probiotik lokal bagi kesehatan masyarakat. (*)

Sumber: Tribun Jogja
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved