Prof. Arief Budiman Ungkap Potensi Mikroalga: Solusi Terbarukan untuk Masa Depan Energi Indonesia

mikroalga merupakan organisme bersel satu berukuran sangat kecil dengan kemampuan unik yang menyerupai tumbuhan sekaligus hewan.

Editor: Hari Susmayanti
Dok Tribun Jogja
ENERGI HIJAU : Prof Arief Budiman saat menjadi narasumber dalam podcast Tribun Jogja beberapa waktu yang lalu. Prof Arief menyebut potensi mikroalga sebagai potensi sumber energi baru terbarukan 

TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Podcast Jejak Hijau edisi 20 Agustus 2025 menghadirkan narasumber Prof. Dr.Eng. Ir. Arief Budiman, M.S., IPU., Profesor Teknik Kimia UGM sekaligus Direktur Pusat Unggulan Iptek Perguruan Tinggi (PUI-PT) "Biorefinery Mikroalga". Dalam perbincangan ini, Prof Arief menjelaskan secara mendalam mengenai mikroalga dan potensinya sebagai sumber energi terbarukan.

Menurutnya, mikroalga merupakan organisme bersel satu berukuran sangat kecil, sekitar 5–100 mikron, dengan kemampuan unik yang menyerupai tumbuhan sekaligus hewan.

“Sebagai tumbuhan, mikroalga melakukan fotosintesis dengan sinar matahari dan CO₂, sementara sifat hewan tampak dari kemampuannya bergerak,” jelas Prof Arief.

Indonesia disebut memiliki potensi besar dalam pengembangan mikroalga karena kekayaan biodiversitasnya.

“Ada sekitar 20 ribu jenis mikroalga di Indonesia, namun yang teridentifikasi baru 6 hingga 7 ribu jenis,” ujarnya.

Potensi ini, menurutnya, menjadikan Indonesia salah satu negara kunci dalam pengembangan energi terbarukan berbasis mikroalga.

Lebih lanjut, Prof Arief menjelaskan proses pemanfaatan mikroalga untuk energi.

“Mikroalga dibudidayakan atau tumbuh alami di perairan, kemudian dipanen untuk menghasilkan biomassa. Dari biomassa inilah minyak dapat diekstraksi dan diolah menjadi biodiesel maupun bioavtur,” terangnya.

Tak hanya minyak, residu dari mikroalga juga menyimpan nilai energi.

“Residu dapat dimanfaatkan menjadi biogas, bio-oil, hingga bio crude oil melalui berbagai proses kimia dan termal. Bahkan, bio crude oil ini bisa dicampur dengan minyak fosil dan diproses di kilang layaknya bahan bakar minyak mentah,” jelasnya.

Ia menambahkan, pengembangan teknologi mikroalga membuka peluang besar bagi kemandirian energi nasional.

“Kalau minyak bumi butuh jutaan tahun terbentuk, bio crude oil dari mikroalga bisa dihasilkan hanya dalam waktu tiga jam penelitian di laboratorium,” ungkapnya.

Podcast Jejak Hijau dengan tagline Menelusuri Dampak, Menyuarakan Harapan ini menegaskan pentingnya inovasi energi terbarukan. Prof Arief menutup dengan optimisme bahwa mikroalga dapat menjadi solusi strategis bagi masa depan energi Indonesia.

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved