Kepala Pusat Studi Energi UGM Prof Sarjiya Tekankan Pentingnya Teknologi Lokal dalam Transisi Energi

TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA – Transisi energi di Indonesia harus diarahkan pada penguasaan teknologi, penguatan SDM, dan peningkatan manfaat nasional.

Hal ini disampaikan Kepala Pusat Studi Energi (PSE) UGM, Prof. Ir. Sarjiya, MT., Ph.D., IPU., dalam podcast Tribun Jogja yang tayang di YouTube pada Jumat (8/8/2025).

Menurut Prof. Sarjiya, kebijakan pengembangan energi hijau masih berada di level implementasi.

Namun, kewajiban transfer teknologi maupun pemanfaatan tenaga lokal belum sepenuhnya berjalan.

“Kita harus memastikan manfaatnya tidak hanya dari sisi bahan yang diolah, tapi juga penguasaan teknologi, manufaktur, dan SDM,” ujarnya.

Ia menegaskan, idealnya transisi energi mampu memberikan kemanfaatan sebesar-besarnya, termasuk bagi kelompok marginal.

“Dalam konsep transisi energi, kemanfaatannya jangan hanya saat energinya jadi, tapi juga dari sisi penguasaan teknologi dan ekonomi makro,” jelasnya.

Meski arah kebijakan sudah cukup terarah, Prof. Sarjiya menilai pengawalan implementasi masih lemah.

Ia menyoroti keterlibatan tenaga lokal yang masih terbatas sehingga perlu ada kebijakan pendukung yang lebih kuat.

Terkait riset, ia menyebut keterbatasan anggaran menjadi tantangan utama.

“Kalau kita ingin produk riset mendorong teknologi high-tech, maka alokasi dana riset harus ditingkatkan,” katanya.

Ia menambahkan, Indonesia tidak bisa memulai penguasaan teknologi dari nol. Karena itu, arah riset harus dipastikan agar transisi energi benar-benar membawa manfaat nasional.

Lebih lanjut, Prof. Sarjiya menjelaskan bahwa PSE UGM memiliki mandat untuk melakukan penelitian lintas disiplin di bidang energi.

Fokusnya mencakup pengembangan teknologi, isu polusi, hingga strategi transisi energi.

PSE UGM, kata dia, juga aktif mendukung Kementerian ESDM dalam penyusunan regulasi.