Pengamat Ekonomi UAJY Dorong DIY Kembangkan Quality Tourism untuk Dongkrak Belanja Wisatawan

Kunjungan wisatawan ke DIY juga akan meningkat. Namun, peningkatan itu harus diimbangi dengan belanja wisatawan.

Tribun Jogja/ Yuwantoro Winduajie
WISATA JOGJA: Foto dok ilustrasi. Sejumlah wisatawan mancanegara saat mengunjungi pasar Beringharjo Kota Yogyakarta pada Senin (25/9/2023) 
Ringkasan Berita:
  • Pengamat Ekonomi Universitas Atma Jaya Yogyakarta, Y Sri Susilo menyebut Pemerintah Daerah DIY perlu mengembangkan quality tourism. 
  • Saran tersebut berkaitan dengan adanya jalan Tol, yang dianggap akan meningkatkan kunjungan wisatawan ke DIY. 
  • Oleh karena itu, quality tourism diperlukan untuk meningkatkan belanja wisatawan.

 

Laporan Reporter Tribun Jogja Christi Mahatma Wardhani

TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA- Pengamat Ekonomi Universitas Atma Jaya Yogyakarta, Y Sri Susilo menyebut Pemerintah Daerah DIY perlu mengembangkan quality tourism. 

Sekretaris Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia (ISEI) Cabang Yogyakarta itu mengatakan pariwisata dan turunannya memang menjadi salah satu penopang pertumbuhan ekonomi di DIY.

“Pada triwulan III 2025, ditopang oleh konstruksi, salah satunya karena ada pembangunan jalan tol. Memang proyek infrastruktur itu multi efeknya kuat. Dulu saat bandara YIA malah sampai 6 persen. Nah kalau tolnya selesai, otomatis pertumbuhan ekonominya normal lagi,” katanya, Senin (17/11/2025).

“Meskipun kalau DIY masih optimis, tumbuh di atas nasional. Faktor penopangnya ya kembali, kegiatan pariwisata dan turunannya dan pendidikan tinggi,” sambungnya.

Ia menilai setelah pembangunan jalan tol selesai, aksesibilitas wisatawan akan semakin cepat. Praktis kunjungan wisatawan ke DIY juga akan meningkat. Namun, peningkatan itu harus diimbangi dengan belanja wisatawan.

Pariwisata berkualitas

Agar belanja wisatawan tinggi, Pemda DIY perlu mengembangkan quality tourism. Menurut dia, DIY memiliki banyak kekayaan wisata, mulai dari alam dan budaya. Kekayaan wisata DIY bisa dikemas menjadi pariwisata yang berkualitas.

“Wisata pelajar tetap, tetapi kita buat quality tourism. Wisatawan itu membayar mahal tidak apa-apa. Jadi kita ngejar kualitasnya. Di Ubud, Bali, orang cuma lihat sawah (terasering), bisa stay sampai dua bulan. Kita juga punya di Menoreh. Kita punya laut, gunung, Kraton Yogyakarta, kita nggak kekurangan,” ujarnya.

Untuk mengarah ke quality tourism tentu diperlukan promosi pariwisata yang serius. Di samping itu, diperlukan kesiapan dari seluruh ekosistem pariwisata.

“Tentu harus ada kolaborasi, bisa juga menggandeng investor untuk pengembangan wisata di DIY,” imbuhnya. (maw)

Sumber: Tribun Jogja
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved