Pemerataan Atraksi Malam untuk Dongkrak Length of Stay Wisatawan DIY

Dinas Pariwisata DIY mendorong pengembangan atraksi malam yang merata di seluruh kabupaten dan kota, agar wisatawan tinggal lebih lama

Penulis: Hanif Suryo | Editor: Yoseph Hary W
TRIBUN JOGJA/AZKA RAMADHAN
Foto ilustrasi. Dok foto kawasan Tugu Pal Putih seusai Wayang Jogja Night Carnival 2024 
Ringkasan Berita:
  • Dinas Pariwisata DIY mendorong pengembangan atraksi malam yang merata di seluruh kabupaten dan kota, agar wisatawan memiliki lebih banyak pilihan kegiatan selepas senja.
  • Dengan begitu, diharapkan rata-rata lama tinggal wisatawan di DIY lebih dari dua malam
  • Berdasarkan data Dinas Pariwisata DIY, saat ini length of stay wisatawan tercatat 1,61 malam untuk hotel berbintang dan 1,19 malam untuk hotel nonbintang. 

 

TRIBUNJOGJA.COM - Rata-rata lama tinggal wisatawan di DIY masih berada di bawah dua malam. Untuk meningkatkan angka itu, Dinas Pariwisata DIY mendorong pengembangan atraksi malam yang merata di seluruh kabupaten dan kota, agar wisatawan memiliki lebih banyak pilihan kegiatan selepas senja.

Berdasarkan data Dinas Pariwisata DIY, saat ini length of stay wisatawan tercatat 1,61 malam untuk hotel berbintang dan 1,19 malam untuk hotel nonbintang. Angka tersebut belum banyak berubah dalam beberapa tahun terakhir, sehingga pemerintah daerah menilai perlu ada terobosan untuk membuat wisatawan bertahan lebih lama.

“Untuk menahan wisatawan lebih lama di Jogja, itu perlu atraksi malam. Dan atraksi malam tentunya bukan atraksi yang negatif, yang kemudian dipastikan bahwa itu tidak bertentangan dengan nilai-nilai budaya. Ini sudah kita coba pastikan ke kabupaten/kota agar mereka juga menyediakan itu,” ujar Kepala Dinas Pariwisata DIY, Imam Pratanadi, Senin (10/11/2025).

Pengembangan atraksi malam

Ia menjelaskan, pengembangan atraksi malam bukan hanya soal menambah jumlah kegiatan, tetapi juga memastikan penyebarannya lebih merata. “Di Kota Jogja dan Sleman memang sudah cukup baik. Tapi di kabupaten lain seperti Kulonprogo, Bantul, dan Gunungkidul, saya rasa itu yang kemudian harus kita tingkatkan,” paparnya.

Salah satu wilayah yang tengah didorong adalah kawasan pantai selatan Bantul. Menurutnya, potensi wisata malam di kawasan itu cukup besar jika dikelola dengan baik. “Insyaallah kita bisa memastikan itu untuk berkembang, atraksi-atraksi malam yang tidak berbahaya tentunya, yang kemudian bisa menjadi alternatif bagi wisatawan untuk berkunjung di malam hari,” ungkapnya.

Selain menambah jumlah kegiatan, Dinas Pariwisata juga menekankan pentingnya promosi yang tepat waktu. Informasi mengenai event malam, kata dia, perlu disampaikan lebih awal agar wisatawan dapat merencanakan kunjungannya. “Jadi, saya rasa yang perlu kami pastikan adalah promosi yang lebih gencar untuk kegiatan-kegiatan malam nanti,” ujarnya.

Pengalaman positif

Namun, promosi yang kuat harus dibarengi dengan mutu acara yang baik. Standar pelayanan, keamanan, dan kenyamanan pengunjung perlu dijaga agar wisatawan mendapatkan pengalaman positif. “Jangan sampai ketika datang malah jadi tidak datang lagi karena pelayanan yang jelek dan sebagainya. Dan ini yang kita pastikan ke depan,” paparnya.

Ia menambahkan, selama ini sebagian besar event malam belum cukup menarik untuk mendorong wisatawan bertahan lebih lama. Karena itu, perbaikan kurasi dan kualitas acara menjadi fokus pembinaan ke depan. “Nanti kita coba pastikan itu, sudah dari tahun lalu kalau enggak salah, wisata malam di DIY ini perlu dikembangkan,” katanya.

Melalui strategi ini, Pemda DIY berharap ekosistem wisata malam dapat tumbuh secara berkelanjutan. Selain memperpanjang masa tinggal wisatawan, pengembangan atraksi malam juga diharapkan memberi dampak ekonomi bagi pelaku usaha lokal di berbagai daerah.

Sumber: Tribun Jogja
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved