Jurus Pemkot Yogyakarta Atasi Pengamen Liar di Malioboro, Sudah Ditata Tapi Masih Banyak yang Ngeyel

Pemkot Yogyakarta menyebut masih ada beberapa pengamen liar di kawasan Malioboro yang ngeyel saat ditertibkan

Penulis: Azka Ramadhan | Editor: Muhammad Fatoni
Dok.Istimewa
Jalan Malioboro Yogyakarta 

​Bahkan, fasilitas seperti sound system, pendampingan, hingga peminjaman alat telah disiapkan oleh Dinas Kebudayaan di tujuh titik tersebut.

​"Tapi yang mereka lakukan ya terus-terusan itu juga, minta berkeliling-keliling (mengamen di sepanjang kawasan Malioboro)," ujarnya.

Pendekatan Persuasif

​​Lebih lanjut, ia menjelaskan, bahwa petugas di lapangan selalu mengedepankan langkah persuasif dalam menangani fenomena pengamen liar.

Namun, jika peringatan tak diindahkan, tindakan tegas pun terpaksa dilakukan, dengan tetap dibarengi upaya edukasi mengenai peraturan-peraturan terkini.

​"Sifatnya kami halau keluar. Kemudian, kami amankan gitarnya. Bukan berarti kami sita ya, kami amankan. Mereka bisa ngambil ke pos," cetusnya.

​Saat pengamen tersebut mengambil alat musiknya di pos jaga, petugas kembali memberikan penjelasan dan arahan untuk bergabung dengan kelompok yang sudah tertata.

Menurutnya, para musisi jalanan yang telah tertib dan menjalankan aktivitas bermusik di tujuh titik pun secara gemblang mendukung langkah tegas UPT.

​"Ketegasan-ketegasan itu biar mereka tidak terus cuma lari, tidak ada komunikasi dengan kita. Tapi kami ambil barangnya, kemudian kami sampaikan maksud dan tujuan pemerintah," tegasnya.

Anggi mengungkapkan, tidak sedikit keluhan pengunjung yang sering didengarnya, di mana para pengamen kerap marah jika tidak diberi uang.

Kejadian-kejadian semacam itu, jelas berpotensi mencoreng citra Kota Yogyakarta sebagai salah satu daerah kunjungan utama wisatawan di tanah air.

​"Mereka cuma bisa satu kunci, satu chord doang, mereka genjrang-genjreng, jalan dari ujung utara ke selatan. Ngakunya seniman, tapi begitu ditertibkan, mau dijadikan kelompok seni, mereka bilang enggak punya keahlian," bebernya.

Tujuh Titik Khusus

Diberitakan sebelumnya, Pemkot telah menyediakan tujuh titik khusus untuk mengakomodasi penampilan para seniman jalanan, dengan syarat harus melalui proses kurasi. 

Wali Kota Yogyakarta, Hasto Wardoyo, menegaskan kebijakan itu jadi bagian dari upaya merealisasikan Malioboro 'bersih' secara permanen, tidak hanya saat momen tertentu.

"Makanya, ya ini sudah jelas enggak ada pengamen. Pengamen ditentukan lima titik yang di Malioboro ini. Sudah clear, seterusnya begitu," ujarnya.

KERACUNAN MBG: Wali Kota Yogyakarta Hasto Wardoyo saat ditemui di SMA N 1 Yogyakarta, Kamis (16/10/25) sore. Keracunan MBG terjadi di dua sekolah di Wirobrajan Yogyakarta.
Wali Kota Yogyakarta, Hasto Wardoyo (TRIBUN JOGJA/AZKA RAMADHAN)

Deretan titik yang disediakan untuk pengamen di Malioboro meliputi :

  • Seputaran Pasar Beringharjo
  • eks Hotel Mutiara
  • Pintu Barat Kepatihan
  • Plaza Malioboro
  • Depan Jogja Library.
Sumber: Tribun Jogja
Halaman 2/3
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved