Hitung Mundur 1,5 Bulan: Yogya Siapkan Strategi Atasi Sampah Jelang Penutupan TPA Piyungan

Pemerintah Kota Yogyakarta hanya tinggal memiliki waktu sekitar 1,5 bulan lagi untuk bisa membuang sampah ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Piyungan.

Penulis: Azka Ramadhan | Editor: Hari Susmayanti
TRIBUN JOGJA/AZKA RAMADHAN
SAMPAH MELUBER: Petugas Depo Mandala Krida, Kota Yogyakarta, berjibaku menutup luberan sampah yang sudah melampaui pagar dengan terpal, Selasa (11/11/25). 

Dalam sehari, produksi sampah di Kota Yogya bisa mencapai kurang lebih 300 ton.

Karena alokasi pembuangan sampah ke TPA Piyungan terbatas, tumpukan sampah di depo-depo yang ada di Kota Pelajar pun menggunung.

Pemerintah Kota Yogyakarta hingga saat ini baru bisa mengolah sekitar 190 ton sampah setiap harinya.

Berbagai langkah strategis pun diambil oleh Pemkot Yogya untuk mengatasi krisis sampah ini.

Salah satunya dengan memaksimalkan pemilahan sampah organik dari hulunya.

​"Ya, kami sekarang bekerja sama dengan provinsi, kami juga mendapat arahan dari Pak Gubernur, untuk mengkondisikan. Kota yang baru mampu mengolah sampah 190 ton, sementara produksinya 300 ton," katanya, Jumat (14/11/2025).

Baca juga: TPA Piyungan Ditutup Per 1 Januari 2026, Pemkot Yogyakarta Target Reduksi 100 Ton Timbulan Sampah

Menurut Hasto, selisih besar antara produksi dan tingkat pengolahan yang mencapai lebih dari 100 ton per hari itulah yang kini menjadi fokus utama Pemkot Yogyakarta.

​Hasto menegaskan, satu-satunya cara untuk mengatasi sisa sampah tersebut adalah dengan mereduksinya habis-habisan di tingkat hulu, seperti rumah tangga, perkantoran, dan unit usaha.

​"Kita bisa menyelesaikan sisanya itu dengan cara mereduksi di tingkat hulu. Kami tahu diri, dan kami akan mereduksi di tingkat hulu sebanyak-banyaknya, dengan target sampai 100 ton," tegasnya.

​Untuk mencapai target ambisius tersebut, Hasto menyebut Pemkot Yogyakara telah menjalankan berbagai program yang diklaim cukup efektif.

Salah satu yang mulai menunjukkan hasil adalah pengumpulan sampah organik sisa makanan dan sayur dengan metode emberisasi di tingkat masyarakat.

​"Kita kumpulkan sisa makanan, sisa sayur dengan ember itu kan, hari ini terkumpulnya 950 ember. Itu ya sudah mendekati 25 ton. Lumayan sudah mengurangi 25 ton, ya," ungkapnya.

​Tak berhenti di situ, Hasto juga menargetkan pengurangan signifikan sekitar 25 ton dari sampah sapuan jalanan berupa guguran dedaunan dan sebagainya.

​Dengan kombinasi berbagai upaya tersebut, ia optimis target pengurangan 100 ton sampah per hari dapat tercapai sebelum tenggat waktu penutupan TPA Piyungan tiba.

​"Target saya untuk bisa mengurangi hampir 100 ton itu tercapailah sampai Januari (2026). Harapannya begitu, ya usaha keras lah itu," pungkasnya. 

Disimpan di Depo

Sumber: Tribun Jogja
Halaman 2/3
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved