TPA Piyungan Ditutup Per 1 Januari 2026, Pemkot Yogyakarta Target Reduksi 100 Ton Timbulan Sampah
Pemkot Yogyakarta menargetkan pengurangan timbulan sampah jelang penutupan total TPA Piyungan pada Januari 2026
Penulis: Azka Ramadhan | Editor: Muhammad Fatoni
Ringkasan Berita:
- Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Piyungan akan ditutup total pada Januari 2026 mendatang
- Pemkot Yogyakarta menggenjot pengurangan timbulan sampah melalui beberapa upaya
- Sejumlah kendala dihadapi dalam upaya pengurangan sampah di wilayah Kota Yogyakarta
TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Pemkot Yogyakarta dihadapkan pada tantangan serius terkait rencana penutupan total Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Piyungan per 1 Januari 2026 mendatang.
Menanggapi hal tersebut, Wali Kota Yogyakarta, Hasto Wardoyo, menegaskan bahwa pihaknya akan fokus menggenjot upaya pengurangan sampah secara masif langsung dari sumbernya.
Pasalnya, ia mengakui, kapasitas pengolahan di Kota Yogyakarta dewasa ini masih jauh dari kata cukup untuk menyelesaikan seluruh timbulan sampah.
"Ya, kami sekarang bekerja sama dengan provinsi, kami juga mendapat arahan dari Pak Gubernur, untuk mengkondisikan. Kota yang baru mampu mengolah sampah 190 ton, sementara produksinya 300 ton," katanya, Jumat (14/11/2025).
Selisih besar antara produksi dan tingkat pengolahan yang mencapai lebih dari 100 ton per hari itulah yang kini menjadi fokus utama Pemkot Yogyakarta.
Hasto menegaskan, satu-satunya cara untuk mengatasi sisa sampah tersebut adalah dengan mereduksinya habis-habisan di tingkat hulu, seperti rumah tangga, perkantoran, dan unit usaha.
"Kita bisa menyelesaikan sisanya itu dengan cara mereduksi di tingkat hulu. Kami tahu diri, dan kami akan mereduksi di tingkat hulu sebanyak-banyaknya, dengan target sampai 100 ton," tegasnya.
Baca juga: DPRD DIY Ingatkan Persoalan Sampah Segera Diselesaikan Jelang TPA Piyungan Tutup 2026
Untuk mencapai target ambisius tersebut, Hasto menyebut Pemkot Yogyakara telah menjalankan berbagai program yang diklaim cukup efektif.
Salah satu yang mulai menunjukkan hasil adalah pengumpulan sampah organik sisa makanan dan sayur dengan metode emberisasi di tingkat masyarakat.
"Kita kumpulkan sisa makanan, sisa sayur dengan ember itu kan, hari ini terkumpulnya 950 ember. Itu ya sudah mendekati 25 ton. Lumayan sudah mengurangi 25 ton, ya," ungkapnya.
Tak berhenti di situ, Hasto juga menargetkan pengurangan signifikan sekitar 25 ton dari sampah sapuan jalanan berupa guguran dedaunan dan sebagainya.
Dengan kombinasi berbagai upaya tersebut, ia optimis target pengurangan 100 ton sampah per hari dapat tercapai sebelum tenggat waktu penutupan TPA Piyungan tiba.
"Target saya untuk bisa mengurangi hampir 100 ton itu tercapailah sampai Januari (2026). Harapannya begitu, ya usaha keras lah itu," pungkasnya.
Kendala yang Dihadapi
Sebelumnya, Kepala Bidang Pengelolaan Persampahan DLH Kota Yogyakarta, Ahmad Haryoko, menyebut ada kendala serius akibat hujan yang semakin rutin melanda.
| Cerita Korban Selamat Bencana Longsor Desa Cibeunying Cilacap: Seperti dengar Pesawat Terbang Rendah |
|
|---|
| Harga Emas Hari Ini 14 November 2025: Antam, Galeri24, dan UBS |
|
|---|
| Kasus Korupsi Bandwidth dan Sewa DRC Diskominfo Sleman Menuju Meja Hijau |
|
|---|
| Akhir Pelarian Pasangan Mahasiswa Pembuang Bayi dalam Kardus di Ngemplak Sleman |
|
|---|
| Prakiraan Cuaca Jumat 14 November 2025, Hujan Sangat Lebat Guyur 19 Provinsi |
|
|---|
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/jogja/foto/bank/originals/Tumpukan-Sampah-di-Depo-Mandala-Krida-Timbulkan-Bau-Omzet-Pedagang-Anjlok-50-Persen.jpg)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.