Dampak Musim Hujan, Kota Yogya Alami Defisit Pengolahan Sampah 75 Ton Per Hari
Menurutnya, saat ini, belasan ton sampah gagal terkelola setiap harinya dan terpaksa disimpan di depo atau tempat penampungan sementara.
Penulis: Azka Ramadhan | Editor: Yoseph Hary W
Ringkasan Berita:
- Jogja kembali menghadapi tantangan berat dalam pengelolaan sampah seiring masuknya musim penghujan.
- Kemampuan mesin pembakar sampah atau insinerator milik DLH Kota Yogyakarta menurun drastis.
- Saat ini, belasan ton sampah gagal terkelola setiap harinya dan terpaksa disimpan di depo atau tempat penampungan sementara.
- Apa yang jadi penyebab, berikut ulasannya
TRIBUNJOGJA.COM - Masalah persampahan di Kota Yogyakarta kembali menghadapi tantangan berat seiring masuknya musim penghujan.
Imbas cuaca yang kurang bersahabat, kemampuan mesin pembakar sampah atau insinerator milik Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Yogyakarta, menurun drastis.
Kepala Bidang Pengelolaan Persampahan DLH Kota Yogyakarta, Ahmad Haryoko, mengakui adanya kendala serius akibat hujan yang semakin rutin melanda.
Gagal terkelola
Menurutnya, saat ini, belasan ton sampah gagal terkelola setiap harinya dan terpaksa disimpan di depo atau tempat penampungan sementara.
Ia menjelaskan, kendala utama saat ini adalah mayoritas sampah yang masuk dalam kondisi basah kuyup akibat guyuran hujan.
"Ya, karena memang musim hujan toh, sampah yang masuk dalam kondisi basah semua. Kinerja mesin-mesinnya, dan insinerator itu berkurang, menurun," tandasnya, Kamis (13/11/25).
Haryoko mengungkapkan, kondisi terkini, terdapat sekitar 15 armada truk sampah yang tidak bisa diselesaikan pengolahannya dalam satu hari.
Tumpukan sampah menggunung
Dampaknya, dalam kurun satu pekan terakhir, tumpukan limbah yang menggunung mulai tampak di bebeberapa depo di Kota Yogyakarta.
"Sekitar 75 ton (defisit per hari). Upaya pengolahan tetap kita optimalkan. Tapi, mau tidak mau, pertama jelas kita simpan dulu di depo," tuturnya.
Untuk mengantisipasi timbunan di depo agar tidak semakin menggunung, pihaknya telah meminta kuota pembuangan mingguan menuju TPA Piyungan, di Kabupaten Bantul.
Haryoko pun mengaku sudah mendapat lampu hijau dari Pemerintah Daerah (Pemda) DIY, meski kuota yang diberikan cenderung sangat terbatas.
"Kita menyampaikan permohonan ke Pemda DIY dan sudah disetujui. Setiap minggunya kita dijadwalkan ke TPA, kita dikasih kuota 300 ton per minggu," ujarnya.
Kondisikan depo
Kendati demikian, ia mengakui, butuh waktu yang tidak sebentar untuk mengondisikan depo menuju kondisi normal seperti sedia kala.
Haryoko bilang, fokus utama DLH saat ini adalah menjaga supaya sampah yang masuk ke depo tidak sampai meluber hingga ke badan jalan.
"Kita berusaha, jangan sampai ada sampah ke jalan. Tapi, kayaknya itu masih butuh waktu kalau harus cling lagi seperti dulu, begitu," terangnya. (aka)
| Momen Anak-anak Mengikuti Khitan Massal Peringati HKN ke-61 Polkesyo |
|
|---|
| Pemkot Yogya Larang Operasional Angkutan Penumpang Kendaraan Bermotor Roda Tiga, Ini Kata Dishub |
|
|---|
| Berkas Perkara Dilimpahkan ke Pengadilan, Tersangka Korupsi Bandwidth Kominfo Sleman Segera Disidang |
|
|---|
| PSIM Yogyakarta Pasang Lampu Baru Stadion Sultan Agung, Target Selesai Desember 2025 |
|
|---|
| 3 Rekomendasi Kafe Pet Friendly, Nongkrong Seru Bersama Anabul |
|
|---|
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/jogja/foto/bank/originals/Tumpukan-Sampah-di-Depo-Mandala-Krida-Timbulkan-Bau-Omzet-Pedagang-Anjlok-50-Persen.jpg)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.