Kisah Inspiratif

Kisah Avis Haris dan Kedai Kopi Punk Ala Rich Yogya yang Sarat Filosofi

Punk Ala Rich pada akhirnya menjadi buah pikir dari pencarian kesejatian diri Avis.

Penulis: Tribun Jogja | Editor: Iwan Al Khasni
(MG Axel Sabina Rachel Rambing)
Arief Avicenna Haris (32) atau biasa dikenal Avis Haris di salah satu cabang kedai miliknya. Punk Ala Rich Clay Won Market, Demangan, Sleman, DIY. 

Setiap barista yang berinteraksi dengan pelanggan memiliki kekhasan masing-masing. Nilai spiritualitas yang mereka bawa pun berbeda, namun tetap berada dalam satu visi yang sama yaitu mengenalkan budaya. 

Hal ini menjadi cerminan bagaimana Avis memberi kesempatan bagi setiap anggotanya untuk mencari dan mengejar kesejatian diri mereka masing-masing.

Kini, Avis merasa sudah berada di titik di mana profit bukan lagi prioritas utama. Kepuasannya justru terletak pada berbagi pengetahuan, sesuatu yang dulu ia dapatkan secara gratis  dalam proses pencariannya.

“Ini buat orang-orang yang mau belajar. Ada kelegaan tersendiri kalau mereka terpanggil untuk kemudian mencari dan mendalami sendiri,” tuturnya.

Titik akhir dari Punk Ala Rich bukan sekadar mistis, melainkan peleburan lokalitas pertemuan antara kopi, sejarah, budaya, bahkan pencarian kesejatian diri bagi siapa pun yang datang dan bertukar pikiran di sana. (MG|Axel Sabina Rachel Rambing)

Baca juga: Punk Ala Rich: Gerai Kopi Serius dengan Pendekatan Misterius di Yogyakarta

Halaman 3/3
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved