Kisah Inspiratif
Kisah Avis Haris dan Kedai Kopi Punk Ala Rich Yogya yang Sarat Filosofi
Punk Ala Rich pada akhirnya menjadi buah pikir dari pencarian kesejatian diri Avis.
Penulis: Tribun Jogja | Editor: Iwan Al Khasni
Mengindahkan pesan sang ibu, Avis memilih untuk mengalihkan sisi liar seninya pada ranah perkopian.
Lahir dan besar di Sumatera salah satu pulau penghasil biji kopi terbaik di Indonesia membangkitkan memorinya untuk mengeksplorasi dunia kopi lebih dalam.
Sejak 2015, ia terjun secara serius ke industri ini. Beragam riset panjang serta kompetisi perkopian telah ia lalui sebelum akhirnya mendirikan Punk Ala Rich.
“Pengalaman mempelajari kopi sebelumnya sudah cukup, dan aku merasa butuh rehat mengulik. Fokus mengenalkan kopi dengan cara yang lebih ringan,” ungkapnya.
Kala itu, istilah 'pendekar kopi' marak digunakan untuk menyebut mereka yang dianggap ahli.
Namun bagi Avis, fenomena itu justru merusak iklim industri, sebab para pemula menjadi takut untuk mengenal kopi lebih dekat.
Lewat Punk Ala Rich, ia menggunakan pendekatan horor-komedi untuk kembali menarik minat masyarakat luas.
“Mungkin orang melihat Punk Ala Rich, itu, oh, hantu doang. Tapi karena aku mempelajari hingga lingkup sejarahnya, aku bisa menjelaskan,” tuturnya.
Proses panjang berkesenian dan belajar sejarah membentuk spiritualitas Avis. Punk Ala Rich pada akhirnya menjadi buah pikir dari pencarian kesejatian dirinya.
Baginya, lokalitas dan budaya adalah tombak yang seharusnya menjadi hak istimewa bagi Indonesia
Membangun Jiwa-Jiwa Lain
Tujuan personal Avis melalui Punk Ala Rich adalah agar siapapun baik pengunjung maupun tim internal kafe, dapat menemukan kesejatian diri mereka masing-masing.
Ia secara spesifik mengangkat isu Gen Z yang dominan menjadi pengunjung dan terlibat dalam tim kafenya.
“Gen Z cenderung mudah berpindah-pindah atau dianggap ‘bosenan’, padahal sebenarnya ada kekosongan yang sedang mereka coba isi,” ujarnya.
Ia berusaha membangun ruang yang memberi solusi, agar mereka memiliki spirit yang kuat.
Menjadi kelegaan tersendiri baginya saat orang-orang yang sedang berada pada tahap pencarian, dan secara tidak sengaja bersinggungan dengannya, akhirnya mampu sampai di titik menemukan.
| Kisah Eras Yudhanto, Pemuda Jogja Lestarikan Budaya Lewat Bregada Prajurit PJ2 |
|
|---|
| Kanca Taman: Buah Pikir Keresahan Perantau akan Ruang Hijau di Jogja |
|
|---|
| Kisah Sepasang Suami Istri Puluhan Tahun Jualan Carabikang di Pasar Prawirotaman Jogja |
|
|---|
| Cerita Usaha Pinggir Jalan Menjawab Budaya Nongkrong Mahasiswa Yogyakarta |
|
|---|
| Wanita Asal Gunungkidul Sukses Perkenalkan Batik hingga ke Jepang |
|
|---|

Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.