Merawat Warisan Piano Ki Hadjar Dewantara di Yogyakarta

Setiap memainkan piano Ki Hadjar, tidak sedikit orang menghampiri setelah selesai mendengarkan dan mengaku merasakan getaran magis yang berbeda.

Penulis: Tribun Jogja | Editor: Iwan Al Khasni
MG Shafira Puti Krisnintya
Hapsari tengah memainkan piano milik Ki Hadjar Dewantara yang sekarang menjadi koleksi museum, pada Kamis (30/10/2025), di Museum Dewantara Kirti Griya, Jalan Tamansiswa, Wirogunan, Mergangsan, Yogyakarta. 

Setelah piano selesai direstorasi, Hapsari pun merasa seolah ada panggilan agar dirinya lebih sering memainkan piano tersebut.

Tuts Gading Piano Ki Hadjar Dewantara
Tuts gading piano Ki Hadjar Dewantara yang sudah menguning, Kamis (30/10/2025). (MG Shafira Puti Krisnintya)

Kunjungan ke Museum Dewantara Kirti Griya merupakan agenda wajib tahunan pada Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS) bagi seluruh jenjang sekolah di bawah Yayasan Tamansiswa

Guru bahasa Inggris dan seni suara itu mengaku dirinya selalu menawarkan murid-murid baru yang bisa bermain piano untuk mencoba memainkan piano itu, sebagaimana yang dilakukan oleh pelatihnya dulu. 

Ia pun juga tidak pernah melewatkan untuk mengajak anak-anak bernyanyi satu atau dua lagu dengan iringan piano yang dimainkannya.

Keaktifannya mengajar berbagai jenjang di lingkungan Tamansiswa memperkaya kesempatan Hapsari untuk memainkan piano Ki Hadjar Dewantara sembari mengenalkannya kepada murid-muridnya.

Baca juga: Lestarikan Permainan Tradisional, Murid PAUD di Sleman Diajak Bermain Dolanan Anak

“Dengan murid-murid dari Taman Kesenian, misalnya. Ketika ada kegiatan di museum, anak-anak yang memang senang nyanyi atau nembang suka minta, ‘Bu Sari, tolong diiringin lagu ini ya, pakai piano saja,’” pungkas Hapsari, menceritakan anak-anak muridnya yang selalu senang mendengarkan dentingan piano Ki Hadjar Dewantara.

Dengan senyum merekah, Hapsari lanjut bercerita setiap kali berkunjung ke museum bersama murid-muridnya di TK Taman Indria, mereka selalu mengeluh apabila diajak pulang ke sekolah.

Lokasi TK yang tepat bersebelahan dengan museum membuat mereka cukup sering melakukan aktivitas jalan-jalan ke museum.

Hapsari sedang memainkan piano di pojok ruang kerja Ki Hadjar Dewantara, Kamis (30/10/2025) (MG Shafira Puti Krisnintya)
Hapsari sedang memainkan piano di pojok ruang kerja Ki Hadjar Dewantara, Kamis (30/10/2025) (MG Shafira Puti Krisnintya)

Ruang kerja Ki Hadjar Dewantara, tempat di mana piano itu berada, menjadi ruangan yang paling lama menahan anak-anak itu dengan terus bernyanyi bersama dengan iringan piano yang dimainkan oleh Hapsari.

Selain anak muridnya, Hapsari juga membagikan memorinya memainkan piano Ki Hadjar Dewantara sambil bernyanyi dan bernostalgia bersama teman-teman SD-nya, ketika mereka ada kesempatan berkumpul di lingkungan Tamansiswa. 

Baca juga: Dcelljogjastore, Merawat Musik Analog dari Bantul untuk Pecinta Suara Lawas

“Memang untuk saya pribadi, piano ini sangat berkesan. Sudah seperti piano saya sendiri,” ujarnya.

Dalam setiap memori yang telah ia lalui bersama piano Ki Hadjar Dewantara, Hapsari mengatakan banyak orang yang menghampirinya setelah selesai mendengarkan suara piano itu.

Tidak sedikit dari mereka yang mengaku merasakan getaran dan buncahan rasa bahagia yang berbeda.

Dentingan piano tua yang sangat khas itu seolah memiliki sisi magisnya sendiri.

Lebih dari sekedar koleksi museum, lebih dari sekedar piano.

Piano Ki Hadjar Dewantara mengisi ruang jiwa pada tiap insan yang pernah mendengarnya. (MG Shafira Puti Krisnintya)

Sumber: Tribun Jogja
Halaman 3/3
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved