Merawat Warisan Piano Ki Hadjar Dewantara di Yogyakarta
Setiap memainkan piano Ki Hadjar, tidak sedikit orang menghampiri setelah selesai mendengarkan dan mengaku merasakan getaran magis yang berbeda.
Penulis: Tribun Jogja | Editor: Iwan Al Khasni
Kinanthi Sandoong merupakan tembang cinta Ki Hadjar Dewantara untuk istrinya. Ia menghadiahkan tembang itu untuk Nyi Hadjar Dewantara yang sedang berulang tahun, saat berada di atas kapal menuju pengasingannya ke Belanda.
Tembang itu kemudian digubah oleh Ki Hadjar Dewantara dari tangga nada pentatonis gamelan ke tangga nada diatonis musik modern.
Partitur hasil gubahan itu kemudian pernah dibawakan oleh orkestra mahasiswa Koninklijk Conservatorium Den Haag pada Kongres Pengajaran Kolonial 1 yang diselenggarakan pada tahun 1916 di Den Haag, Belanda.
 
Bagi Hapsari, tembang Kinanthi Sandoong itu sangat sakral sehingga ia selalu berdoa khusus sebelum memainkan partitur pianonya.
Ia mengaku seperti ada ‘kekuatan’ tak terlihat yang menggerakkan jari-jarinya dengan lebih indah setiap kali ia memainkan bait ketiga dari total tiga bait tembang Kinanthi Sandoong.
“Boleh percaya boleh tidak, tapi saya percaya bahwa itu adalah spirit Ki Hadjar dan Nyi Hadjar. Karena kebetulan saya memainkan tembang yang untuk beliau berdua itu tembang yang sakral, tembang yang romantis,” ungkapnya.
Selain Kinanthi Sandoong, Hapsari juga sering memainkan tembang-tembang karya para empu Tamansiswa.
Ia menambahkan, salah satunya adalah Wasita Rini, tembang macapat karya Ki Hadjar Dewantara yang berisi pesan-pesan untuk wanita.
Baca juga: Pianis Jepang Miyuji Kaneko Tampil di ISI Yogyakarta, Resmikan Dua Piano Steinway Baru
 
Lebih Dari Sekedar Piano
Kecintaan Hapsari terhadap musik sudah terpupuk sejak pertama kali ia belajar bermain piano pada usia 7 tahun.
Kecintaannya masih berlanjut hingga kini pianis menjadi salah satu profesi sampingannya.
Hal itu memengaruhi hasratnya untuk menyempatkan diri memainkan piano Ki Hadjar Dewantara secara berkala.
“Kadang-kadang ada kerinduan tersendiri ketika lama tidak main piano Ki Hadjar, misal ketika masa liburan atau kesibukan yang sedang padat,” cetusnya sambil tersenyum.
Niatnya untuk sebulan sekali memainkan piano itu timbul pasca piano itu direstorasi pada 2017 akibat banyaknya tuts yang mulai rusak dan tidak berbunyi.
Hal itu dipengaruhi salah satunya oleh faktor piano yang jarang disentuh dan dimainkan.
Piano
Ki Hadjar Dewantara
koleksi museum
Museum Dewantara Kirti Griya
Guru Tamansiswa
Tamansiswa
Yogyakarta
| Wisata Budaya dan Sejarah Masih Jadi Daya Tarik Utama DIY untuk Wisman Eropa |   | 
|---|
| Pesan GKR Hemas saat Launching Buku Wujudkan Otonomi Daerah Menuju Indonesia Emas 2045 |   | 
|---|
| Asita DIY Sebut Kunjungan Wisman Eropa ke DIY Menurun, Ini yang Perlu Dilakukan |   | 
|---|
| Sri Sultan HB X Dorong Transformasi Pariwisata DIY yang Inklusif dan Berkelanjutan |   | 
|---|
| Bonbale Coffee Hidden Slow Bar Vibes Kebun di Jogja Utara |   | 
|---|


 
						
					 
						
					 
						
					 
						
					 
						
					 
						
					 
				
			 
											 
											 
											 
											 
											
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.