Melihat Karya Legacy of Love Martin dan Yasinta Lewat Pameran Tunggal Wayang Beber Yogyakarta
Pameran bertajuk Legacy of Love itu mampu menarik minat kalangan muda-mudi untuk menyelami dunia wayang tentang cerita panji.
Penulis: Miftahul Huda | Editor: Muhammad Fatoni
TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Sepasang kekasih di Yogyakarta berkolaborasi menggelar pameran tunggal wayang beber di LAV Gallery, Mantrijeron, Kota Yogyakarta.
Mereka adalah seniman muda Martin Mezo dan Yasinta Laila yang memiliki potensi besar dalam dunia seni kriya.
Pameran bertajuk Legacy of Love itu mampu menarik minat kalangan muda-mudi untuk menyelami dunia wayang tentang cerita panji.
Sang seniman, Martin Mezo, mengaku bangga bisa menggelar pameran tunggal perdananya selama tiga hari dimulai sejak Selasa (28/10/2025) berakhir pada Kamis (30/10/2025).
Seniman asal Gunungkidul itu salah satunya membawakan kisah perjalanan Remeng Mangunjaya yang merupakan nama samaran dari Raden Panji Asmara Bangun.
Cerita ini merupakan warisan budaya wayang beber yang berasal dari Kabupaten Gunungkidul.
Tak hanya itu, Martin dan sang kekasih Yasinta Laila juga berkolaborasi untuk menggubah kisah-kisah romantis dari tokoh lainnya kemudian dituangkan dalam bentuk wayang beber.
"Intinya saya mengangkat legacy of love itu sebagai warisan cinta, perjalanan cinta dari dua sosok laki-laki dan perempuan tersebut," kata Martin, seusai opening ceremony pameran.
Alumni Institut Seni Indonesia (ISI) Yogyakarta jurusan seni kriya ini menyebut, sejak 2018 silam dirinya mulai fokus dengan wayang beber.
Dalam karyanya, dia juga membawa identitas Gunungkidul melalui pemilihan corak dan warna disetiap kain wayang beber yang digunakan.
Dua warna tersebut merupakan umbul-umbul atau bendera panji yang diberikan Kraton Yogyakarta sebagai tanda penghargaan kepada masyarakat Gunungkidul.
"Seperti karya tentang Remeng Mangunjaya ini kan dominasi merah dan kuning. Jadi, ini kan warna Podang Isepsari dari Gunungkidul, dan saya asli Gunungkidul," terang dia.
Melalui karya-karyanya, Martin yang kini berusia 26 tahun justru sedikit melambat sejenak, di tengah era yang serba cepat seperti saat ini.
Dia tetap membawakan kisah-kisah warisan budaya dengan sentuhan modern melalui wayang beber.
"Itu menjadi sebuah ketertarikan sendiri karena juga ternyata di Wayang Beber itu tidak hanya seni rupa, ada juga seni pertunjukannya, ada juga seni musiknya disitu, ada beberapa kesenianlah disitu," ucapnya.
| Perjalanan Kasus Mantan Bupati Sleman Sri Purnomo hingga Ditahan di Lapas Kelas IIA Yogyakarta |
|
|---|
| Kasus Dana Hibah Pariwisata Sleman: Sri Purnomo Dikirim ke Lapas Kelas IIA Yogyakarta |
|
|---|
| Kantor Imigrasi Yogyakarta Tangkap 6 Warga China karena Pelanggaran Visa |
|
|---|
| Dorong 'Gerakan Pemuda Kampung', Wawali: Anak Muda Jogja Harus Jadi Tuan Rumah di Kota Sendiri |
|
|---|
| Bank BPD DIY Perkuat Strategi Adaptasi dan Inovasi Hadapi Dinamika Ekonomi 2026 |
|
|---|

Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.